Mahasiswa PKM FEB UB Kelompok 16 Mengadakan Budidaya Jamur Tiram di Desa Sumberejo Guna Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi

Malang, 13 Agustus 2024 – Desa Sumberejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa Sumberejo memiliki topografi yang berbukit-bukit karena terletak di kaki pegunungan. Desa ini memiliki iklim dengan suhu rata-rata harian 20 - 25 derajat Celcius, tingkat kelembaban 72%, dan curah hujan tahunan sebesar 2.089 mm yang merupakan iklim ideal untuk budidaya jamur tiram. 

Memanfaatkan kondisi alam yang mendukung ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kelompok 16 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya memutuskan untuk melaksanakan program kerja sosialisasi budidaya jamur tiram di desa tersebut. Program ini berfokus pada optimalisasi potensi Desa Sumberejo untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberdayakan ekonomi masyarakat setempat. 

Kegiatan sosialisasi dan praktik budidaya jamur tiram dilaksanakan di Balai Desa Sumberejo pada tanggal 18 Juli 2024. Peserta kegiatan ini adalah anggota Ibu-Ibu PKK yang sangat antusias dalam mempelajari teknik budidaya jamur tiram. Selama kegiatan, peserta diberikan pengetahuan yang komprehensif mengenai manfaat budidaya jamur tiram, dari persiapan tempat budidaya hingga strategi pemasaran. Tim PKM memandu peserta melalui seluruh proses budidaya agar mereka dapat mempraktikkannya dengan baik di rumah masing-masing. 

Pembudidayaan Jamur Tiram oleh Kelompok 16 PKM FEB UB/kelompok 16 

Materi sosialisasi yang disampaikan meliputi berbagai tahapan utama dalam budidaya jamur tiram. Pertama, peserta diajarkan mengenai persiapan tempat budidaya, yang melibatkan pemilihan lokasi dengan sirkulasi udara yang baik, pengaturan suhu dan kelembaban, serta pencahayaan yang sesuai. Selanjutnya, peserta diberi penjelasan tentang tata cara perawatan dan pemeliharaan, termasuk penyiraman yang tepat, pemantauan lingkungan, dan kebersihan tempat budidaya. Pengendalian hama juga menjadi fokus, dengan peserta diberi informasi tentang jenis hama yang sering menyerang jamur tiram dan cara-cara pengendaliannya. 

Tahapan berikutnya adalah pemanenan, di mana peserta mempelajari teknik yang benar untuk memanen jamur tiram tanpa merusak baglog atau media tanam. Setelah itu, tim PKM menjelaskan proses pasca panen, termasuk cara membersihkan dan menyeleksi jamur agar kualitasnya tetap terjaga. Peserta juga diajarkan teknik penyimpanan yang baik serta pengemasan yang menarik untuk meningkatkan nilai jual. Selain itu, tim PKM 16 FEB UB juga memaparkan potensi keuntungan dari budidaya jamur tiram, dengan penjelasan mengenai analisis biaya dan manfaat, serta bagaimana keuntungan dapat diperoleh dari penjualan produk jamur yang segar maupun yang sudah diolah. Terakhir, strategi pemasaran juga dibahas secara mendetail, mulai dari pemasaran melalui media sosial hingga kerjasama dengan pedagang lokal, agar peserta dapat menjual hasil panen mereka dengan lebih efektif.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Sumberejo. Dengan pengetahuan yang mendalam tentang budidaya jamur tiram, potensi keuntungan yang menjanjikan, dan strategi pemasaran yang efektif, masyarakat desa diharapkan mampu memanfaatkan potensi ini untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Peserta juga mendapatkan baglog jamur tiram untuk dibawa pulang dan memulai budidaya di rumah sebagai langkah awal. 

Program sosialisasi dan praktik budidaya jamur tiram oleh Kelompok 16 PKM FEB UB ini membuktikan bahwa pemanfaatan potensi lokal dapat menjadi solusi bagi ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan. Tim PKM mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Desa Sumberejo, pemerintah desa, dan semua pihak yang telah mendukung suksesnya kegiatan ini. Semoga program ini dapat berlanjut dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di masa mendatang.