"Jalan Spiritual" : itulah judul tulisanku pas setahun lalu, 1 September 2021 pada saat pandemi. Ditulis ketika traveling di UBUD ("Gunung" di mata orang Bali) yang dianggap salah satu pusat spiritual di Bali... dimana vibrasi spiritual dan religinya kuat sekali.
Setelah setahun, apakah saya makin "spiritual" ? Entahlah, orang lain yang lebih pantas menilainya.
Traveling sebulan ini sejak Agustus 2022 pada masa pascapandemi... menikmati "Segara" (LAUT dalam basa Bali)... dari pantai ke pantai... dari Sunrise ke Sunset... di Sanur, Uluwatu dan Kuta... yang telah menciptakan motto baru dalam hidupku : "Enjoy LIFE and Prepare to DIE"...
Serius siap mati? Itu benar, bukan jargon atau untuk gagah-gagahan... Saya merasa sangat Bersyukur atas karunia Allah Subhanahu wata'ala yang telah membuat hidupku "berwarna" dan "lengkap".
Jika ada DOA yang pasti dikabulkan, bukan harta, tahta apalagi wanita yang saya pinta... melainkan saya hanya  akan berharap untuk satu saja yaitu "husnul khatimah"... "happy ending"... "beautiful death".
Jika takdir menentukanku ada di baris terdepan yang akan "berangkat", saya akan menjalaninya dengan ikhlas dan senang hati. Biarlah keberadaanku di dunia yang fana ini digantikan oleh seorang bayi yang baru lahir, suci, tanpa dosa dan menunjukkan dunia masih memiliki masa depan.
Bosan hidup? Tidak. Saya justru menganggap setiap tambahan satu hari dalam hidupku sebagai "bonus"... yang saya akan "syukuri, jalani dan nikmati". Semacam pameo "carpe diem"... "seize the day"... memanfaatkan hari sebaik-baiknya.
Tambahan satu hari dalam kehidupan adalah karunia luar biasa... satu hari untuk membuat hidup lebih bermakna dan berbuat amal ibadah dan dapat melakukan lebih banyak kebaikan pada sesama.
Itulah makna sejati dari "Enjoy Life"... Hiduplah "seakan-akan" kita hanya memiliki satu hari lagi... One more day to live...  The Last chance... bagai penderita penyakit mematikan yang divonis tinggal punya usia sehari lagi... Maka kita akan jadikan 1 hari "terakhir" di dunia itu sebagai hari istimewa...
Jadi "enjoy life" yang saya maksud bukan dalam  bergaya hidup hedonis, berpesta pora... memuaskan kenikmatan sesaat... bagai "membeli Surga dunia". Bagiku itu mengingkari fitrah kemanusiaan kita... yang pada dasarnya adalah "mahluk spiritual dalam wujud fisikal.