Pantai Kuta sehingga dijuluki "Pantai Sejuta Umat"... dini hari ini sunyi senyap...
.Ratusan turis yang biasanya memenuhiJalan Pantai Kuta yang biasanya ramai dan bising... kini kosong dan lengang.
Hanya sesekali mobil dan taxi melintas... terlihat membawa turis asing yang pulang dugem di Legian.
Lebih banyak sepeda motor yang berseliweran. Driver ojek online dan mereka yang masih mencari nafkah pada dini hari ini.
Selarut ini hanya sedikit manusia yang ada di jalan ini. Beberapa orang ngobrol di minimarket 24 jam.
Hingar bingar show di Hard Rock Cafe telah usai... sebagian besar toko sudah tutup. Pegawai toko sudah pulang. Turis-turis sudah tidur lelap di kamar hotelnya. Tak satupun orang ada pantai Kuta yang gelap gulita pada malam hari.
Pada saat manusia menyingkir, alam menunjukkan keperkasaannya. Suara ombak menggelegar di tepi pantai. Menandakan laut sedang pasang. Angin laut di malam hari berhembus kencang.. Â menggoyang ranting pohon ketapang dan waru yang banyak terdapat di pantai. Â Membuat tupai, semal yang tidur harus menggengam lebih erat batang pohon.
Di antara gelap malam terlihat Bulan Sabit yang sudah muncul sejak matahari terbenam. Seakan "aplusan", gantian antara matahari dan bulan.
Suara tokek di tembok pantai bergema... menyadarkanku yang lagi keranjingan menulis di depan minimarket... untuk pulang jalan kaki sejenak menuju di hotel dekat pantai.
Entah kenapa di penghujung Agustus ini energi kreatifku berlimpah.
Inilah pertamakali merasakan begadang selama di Bali. Tapi kini, mata sudah berat dan sulit diajak kompromi. Saat beristirahat untuk esok pagi menyambut hari di bulan baru.
Selamat tinggal Agustus yang berkesan. Selamat datang September jam menjanjikan.
*Pandji Kiansantang, Kamis, 1 September 2022 jam 2 dinihari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H