Semalam mengalami pengalaman menyebalkan dengan driver online... ini pengalaman pertamakali semacam ini di Jakarta.Â
Driver yang kurang komunikatif nembuatku berdiri menunggu di pinggir jalan sekitar 15 menit, padahal di aplikasi disebut jarak tinggal 3 menit. Mau dibatalin kasian. Ketika akhirnya datang, bukannya minta maaf, driver malah ngedumel. Bikin "emosi jiwa", belum 100 meter, saya minta turun di jalan.
 Setelah kemarahan mereda, muncul penyesalan.. Marah itu melampiaskan emosi. Puas "sesaat", tapi menyesal kemudian, kenapa tidak sabar saja. Amarah itu sesungguhnya menguras energi kita. Kelihatannya kita yang "menang" daripada orang yg dimarahi. Sesungguhnya kita "kalah" ketika kita marah (Lose-Lose). Ada yang bilang marah itu "gila sesaat". Bagaikan Naga yang menyemburkan api, justru kita yang "terbakar" sendiri oleh Amarah kita.
 Setiap orang punya "hari buruk. Mereka punya masalah masing2 yg tidak kita ketahui. Barangkali itulah yang membuat Driver itu bersikap kurang sopan. Saya ingin melupakan masalah ini. Ketika sesampai di rumah, istri menanyakan insiden ini, saya katakan "Lupakan saja".
 Walau dirugikan, dari semalam saya  tidak mau laporin kasus ini ke penyedia layanan tentang ulah driver yg kurang sopan itu. Kasian cuma karena insiden itu, drivernya bisa diputus kerjasamanya... mata pencahariannya bisa2 hilang cuma karena komplain customer.Â
Dini hari ini, baru bangun, tiba2 ada notifikasi ini : "biaya transport online" yang semalam sdh terpotong, tiba-tiba dikembalikan ! Padahal dari semalam saya sdh ikhlas dan anggap "uang hilang" itu karena saya "kurang sedekah." What a pleasant suprise. Alhamdulillah
*Pandji Kiansantang, 31 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H