Walaupun makanannya enak, resto itu sudah ku-blacklist dan takkan kudatangi lagi. Terakhir kali melewati resto itu kulihat resto itu sudah tutup.Â
Satu lagi pengalaman tak menyenangkan dari waitress terjadi di Jakarta. Ada sebuah "Chinese Food"Â terkenal di Gondangdia, Jakata. Resto lama ini berjaya di masa lalu.Â
Tapi ada 1 budaya kerja di resto itu yang bikinku kapok berkunjung lagi. Ketika makanan dihidangkan, ada seorang Waitress yang "ditugaskan" berdiri di samping meja kita.Â
Ada orang yang memperhatikan kita makan saja, membuat kita jengah. Tapi itu dimaklumi jika itu adalah SOP dan merupakan bentuk service di resto premium itu. Yang tak bisa diterima adalah ketika satu piring, lauknya sudah kosong, mereka TANPA bertanya "Apa ini sudah boleh diangkat", langsung "gercep" mengangkat piring itu.Â
Padahal mungkin saja kita masih ingin mengambil saus atau sayuran garnish di piring itu. Kesannya mereka "tidak sabaran" mengangkat piring dan mangkok kosong supaya tamu cepat makannya... padahal suasana resto sepi, tidak ada urgensinya terburu-buru.Â
Beli makanan mahal tapi makannya tidak nyaman seperti diburu2 seperti itu sungguh membuat kapok. Mungkin pelayanan model ini cocok untuk para "sultan" yang memborong makanan untuk sekedar dicicipi, tapi tak cocok bagi orang kebanyakan.Â
Zaman sudah berubah, tapi pemilik resto itu masih terbuai sukses masa lalu dan tak pernah memikirkan "perasaan" tamu. Bisa diprediksi resto senacam ini akan segera "menjadi dinosaurus" ( = punah) karena "TIDAK Sabar Menunggu".Â
*Foto bersama 2 Waitress sebuah restoran di Ubud : Komang Mirah dan Wayan Irawati yang mengenakan dresscode pakaian adat setiap hari Kamis, 16 September 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H