Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspada "Darurat Kekerasan Seksual"!

3 September 2021   05:29 Diperbarui: 3 September 2021   05:34 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus perkosaan dan pelecehan seksual itu bagai fenomena "gunung es". Yang dilaporkan hanya sedikit daripada yang terjadi. Ancaman pelaku, rasa malu dan stigma sosial membuat banyak korban memilih diam dan menderita sendirian.

Makanya saya kaget ketika kemarin sore melihat acara berita kriminalitas di TV...  isinya perkosaan semua. Ada yang dialami ABG wanita oleh kenalan barunya di FB (kisah lama yang terus berulang), ada yang dilakukan teman-teman sendiri dengan dicekoki minuman keras lalu digilir, ada yang diperkosa lalu dibunuh. Dan ada juga ayah yang memperkosa anak kandungnya sendiri. Naudzubillah min dzalik (kami berlindung kepada Allah dari perkara itu).

Perkosaan adalah peristiwa tragis yang paling mengerikan yang bisa terjadi pada seorang wanita. Menghancurkan jiwa raga dan masa depannya.

Ternyata pandemi, termasuk berkurangnya penghasilan, meningkatkan stres. Ada yang bisa menanganinya secara positif dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Ada juga yang justru memunculkan jiwa binatang pada orang itu... sejumlah pria melampiaskan frustasinya itu dengan melampiaskan hasrat seksualnya pada pihak yang lebih lemah. 

Gilanya, nafsu yang sudah diubun-ubun itu bisa-bisanya dilampiaskan ke wanita-wanita terdekat... yang seharusnya justru dilindungi : keluarga dan tetangga. Anak gadis, bahkan balita bisa jadi korban nafsu bejat..  karena masih polos dan tidak tahu apa-apa. Mereka rentan menjadi sasaran empuk "durjana pemetik bunga" (sebutan pemerkosa dalam komik sikat Kho Ping Hoo).

Ketika mendengar berita perkosaan oleh ayah kandung, kakak, paman, guru, guru agama dan orang-orang "terhormat" membuat kita geleng-geleng kepala. Tak habis mengerti... setan apa yang merasuki mereka?  Ketika ditangkap, semua berdalih "Khilaf" dan menyatakan "sangat menyesal". 

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kenikmatan keji  bagi pria yang singkat (mungkin sekitar 10 menit) tapi akibatnya harus diderita seumur hidup oleh korban wanitanya. 

Penyesalan pelaku tak ada gunanya, dalih "Khilaf" itu sesungguhnya lancung (dusta). Faktanya, kalau tidak terbongkar, biasanya pelaku akan ketagihan dan akan terus mengulangi perbuatan bejatnya ! Wanita yang dinodainya sudah terlanjur "dihancurkan" mereka - dalam arti sebenarnya. Apalagi yang sampai hamil akibat perkosaan.

Menurut saya hal ini membuat semua Pria harus "introspeksi" dan menyadari kenyataan pahit : "Everyman is a Potential Rapist".. . ya, setiap Pria - siapapun dia berpotensi menjadi Pemerkosa !  Astaghfirullah al azhim.

Seperti kata Bang Napi dalam acara kriminal di TV beberapa tahun yang lalu, Kejahatan itu terjadi 2 hal :
1) Niat
2) Kesempatan.

Para Wanita dan Orangtua anak wanita harus menyadari kedua hal ini. Niat jahat laki-laki biasanya dapat dideteksi oleh "insting" seorang wanita (bisa terlihat juga pandangan mata dan bahasa tubuhnya yang "mesum"). Para wanita percayalah insting kalian untuk keselamatanmu!

Tidak menerima minuman dari orang yang tidak dikenal di tempat umum atau berani menolak secara baik tawaran diantar pulang oleh pria bermobil di jalan,  bisa menyelamatkan diri. Berhati-hatilah wanita yang pulang malam dari bekerja dengan kendaraan umum.

Para Ibu dan Bapak seharusnya mengajarkan anak wanitanya, termasuk anak wanita balitanya untuk melindungi diri mereka dari pedofil. Ada bagusnya remaja wanita diajarkan latihan Bela Diri untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Tentu saja mendidik anak wanita muslim untuk berbusana muslimah akan membantu melindungi mereka dari fitnah. Tapi harus diwaspadai fenomena "jilbab gaul" bahkan "jilboobs" yang justru mengundang birahi pria.

Kesempatan untuk berbuat jahat seringkali yang memicu terjadinya perkosaan. Ini yang harus diwaspadai oleh kita semua. Meninggalkan anak wanita sendirian itu beresiko. Apalagi membiarkan remaja wanita yang sedang mendambakan "cinta" (sesuai gejolak hormon remajanya) dalam pergaulan yang tidak diawasi. Remaja wanita yang "naif", polos dan tidak berprasangka buruk pada pria (menyamakan semua pria seperti figur bapak yang penyayang), sayangnya adalah korban favorit para "penjahat kelamin".

Intinya, harus berani komunikasikan pada anak wanita tentang bahaya "Darurat Kekerasan Seksual" saat ini dan cara-cara menghindarinya. Ini memang topik pembicaraan yang "tidak nyaman", tapi harus dilakukan daripasa terlambat. Yang terpenting mampu menyakinkan mereka agar Waspada... supaya jangan orangtua yang "paranoid" tapi anaknya cuek saja.

Kepada para Wanita agar tidak mengabaikan hal ini. Kadang-kadang mendengar berita kriminalitas, ada yang beranggapan "Itu kan cuma di TV. Saya akan baik-baik saja. No problem"

Sikap jumawa seperti itu bisa membuat tidak waspada sehingga malah bisa jadi korban. Semoga tidak.

Saya berdoa pada Allah Subhanahu wata a'la agar semua wanita saudara keluargaku dan kawan-kawan wanita  serta semua perempuan di tanah air selalu selamat dan dilindungi. Aamiin ya rabbal alamiin.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

*Pandji Kiansantang, 3 September 2021, Bali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun