Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Introspeksi di Tengah Frustasi

28 Agustus 2021   06:51 Diperbarui: 28 Agustus 2021   07:14 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koruptor dikorting hukumannya oleh pengadilan...
Mensos koruptor dikasihani hakim karena sudah dibully masyarakat...
Bantuan sosial untuk rakyat kecil disunat di sana sini...
Para pejabat curi start booster vaksin di saat mayoritas masyarakat belum divaksin...

Ingin kumaki mereka dengan kata-kata kasar berisi penghuni kebon binatang...
Jika ada di depan mata, ingin kuludahi mereka yang jadi biang kerok kesengsaraan rakyat...
Ingin kusumpahi mereka agar dilaknat dan diazab yang pedih di dunia dan di akhirat...

Korupsi, kolusi, penindasan dan ketidak adilan merajalela...
Perasaan marah, benci, muak menggumpal. Meningkatkan frustasi, stres, depresi...

Semakin menyiksa dengan perasaan tak berdaya... tak dapat berbuat apa-apa untuk merubah keadaan... Hanya bisa meratapi "begini banget nasib negeriku"

Seakan tiada hari tanpa berita buruk. Dimana para orang baik, dimana para pahlawan pembela kebenaran?
Semakin banyak tahu, semakin galau...

Makin mengikis harapan akan hari esok yang cerah.
Membuat zaman kegelapan makin pekat...

Hati boleh panas, tapi kepala harus dingin.
Semua hal kubenci itu sesungguhnya ada di luar kendaliku.
Yang bisa kukendalikan hanyalah responsku pada kejadian di luar sana. Introspeksi, mawas diri, memperbaiki kualitas diri.

Saya hanya 2 pilihan: membiarkan dunia yang "terbakar" itu ikut masuk membakar hati dan pikiranku. Membiarkan
gonjang ganjing dunia ikut memporakporandakan diriku. Atau membentengi diri dari "sampah dunia luar".

Marah-marah dan mengeluh mungkin bisa sedikit melegakan hati, meluapkan perasaan, melampiaskan emosi sesaat. Mungkin ada yang bersorak menyemangatu... yang membuat gelora itu semakin menjadi-jadi.

Tapi sesungguhnya itu tidak menyelesaikan masalah. Yang kacau akan semakin kacau. Yang buruk akan semakin buruk.

Kuinsyaf bahwa luapan kemarahan dan kebencian itu... justru pada akhirnya akan "kembali" padaku. Menggerogoti hati nurani, mengikis imanku dan menghampakan akal sehatku. Alih-alih mencerahkanku, justru malah makin membenamkanku ke dalam kegelapan...

Inilah saatnya eling, sadar-diri dan waspada karena sesungguhnya kita tidak dapat "menyelamatkan dunia" jika kita tidak menyelamatkan diri sendiri!

*Pandji Kiansantang, 28 Agustus 2021 @ Ubud, Bali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun