Tak terasa 40 hari telah berlalu sejak Mang Yoyo tiada.
Kumasih ingat pada hari Ahad 18 Juli 2021 pagi berita mengagetkan itu datang. Bagai kilat khusus, kabar duka dari Jakarta itu juga membuatku terguncang di Bali.Â
Pada malam harinya diminta menjadi moderator pada Tahlilan Online hari pertama... yang bersamaan dengan prosesi pemakaman almarhum di Gunung Jati, Cirebon. Doa bersama kami mengiringi bersemayamnya almarhum di tempat yang diinginkannya... berdekatan dengan makam orangtuanya.
40 hari kemudian, semalam, kami menyelenggarakan Tahlilan Online 40 hari wafatnya Mang Yoyo. Istri dan putranya Tante Sandra dan Hafi memberikan sambutan serta membacakan tahlil dan memimpin Doa.Â
Semoga bacaan Yaasiin, Tahlil dan Doa bersama keluarga besar untuk almarhum diterima oleh Allah Subhanahu wata 'ala.
Mang Yoyo memang sudah tiada, tapi akan selalu hidup dalam kenangan kami. Berbagai kenangan indah dikisahkan dengan penuh haru oleh keluarga besar.
Para keponakan mengungkapkan rasa syukur dan kehilangan mendalam pada sosok seorang paman yang begitu perhatian pada para mereka. Saya menyebutkan para keponakannya sebagai "Mang Yoyo Fans Club".
Perhatian istimewa almarhum pada para keponakan dengan nasehat-nasehatnya yang mendalam. Menjadi tempat bertanya yang bersahabat.
Ya, suka berbagi ilmu. Itulah sifat Mang Yoyo yang dibentuk dari ajaran orangtua dan perjuangan hidupnya yang berat. Studinya di Jerman makin membentuk karakternya sebagai orang berilmu yang menebarkan ilmunya.
Dari perut turun ke hati... Keahlian memasak Mang Yoyo dengan resep masakan yang unik kreasinya sendiri sungguh menyisakan kekangenan pada cita rasa masakannya.Â