Harta dan Tahta menimbulkan "Kemelekatan"... yang membuat banyak pejabat di pemerintahan maupun swasta, tak bisa hidup tanpanya. Dianggap sebagai tolok ukur kesuksesan, standar "orang sukses".
Padahal "mengidentikkan diri" dengan Harta dan Tahta adalah suatu kesalahan besar, karena keduanya adalah fana.Â
Ketika Tahta dan Harta sirna, maka merasa diri kehilangan "segalanya"... hidup menjadi hampa, merasa bagai "mati" sebelum kematian sesungguhnya... ibarat butiran debu yang diterpa angin kehidupan... Dust in the Wind.
*Pandji Kiansantang, H71 Bali, 28 Agustus 2021 @ Ubud
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H