Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Blusukan di Kuta untuk Shalat Jumat

7 Agustus 2021   06:37 Diperbarui: 7 Agustus 2021   06:48 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Shalat Jum'at TERAKHIR di tahun 1442 Hijriah (H-4 Tahun Baru Islam)... Niatnya Shalat di Masjid Ar Rahmat di Jl Raya Kuta, tapi akhirnya "nyasar" di Masjid Nurul Yatim di kawasan pemukiman. Memang salahku, baru berangkat Shalat Jumat jam 11.45 WITA. Di Bali, biasanya pelaksanaan Shalat Jum'at dimulai jam 12.30. Tapi karena ada PPKM, jumlah jamaah dibatasi. Amannya sudah masuk masjid jam 11.30.

 Naik Grabbike dari Nyima di Kerobokan menuju Masjid Ar Rahmat yang kemarin kulihat ada di Jl Raya Kuta. Drivernya Grab-nya yang dari Jawa ingatkan mungkin sudah tak keburu untuk Shalat Jumat. Saya bilang "Kalau bisa keburu Shalat Jum'at, Alhamdulillah. Kalau tidak, ya sudahlah. Mau apa lagi, kondisinya begini." 

Benar saja tiba di Jl Raya Kuta sudah jam 12.15. Pintu gerbang Masjid Ar Rahmat sudah ditutup dan petugas masjid mengarahkan "KE BELAKANG, ke belakang". Masih ada harapan, aku minta drivernya untuk balik arah mencari "gerbang belakang" masjid di gang sebelumnya. Ternyata tidak ada gerbang belakang itu... 

Penasaran dengan signage Masjid di depan gang, kami "blusukan" ke dalam pemukiman. Sudah pupus harapan... sampai tiba-tiba  lihat Kubah Emas di antara perumahan warga. Ternyata yang dimaksud "ke belakang" itu adalah ke masjid lain di belakang : ya masjid ini : "NURUL YATIM" ( = Cahaya Yatim) di Jl Merdeka Raya. Kata Driver Grab : "enak di sini Pak, masih kosong." Alhamdulillah Niat Shalat Jumat terwujud... kalau memang sudah JALANNYA, kita akan "dimudahkan" dan diberi "jalan keluar". 

Tiba di sini jam 12.20. Ternyata  jamaah di dalam masjid sudah penuh. Di arahkan untuk Shalat di pinggir jalan sebelah masjid yang diberi alas terpal. Malah lebih aman dari segi physical distancing dan ventilasi karena OUTDOOR. Angin sepoi2-sepoi bikin nyaman. 

Masih kuingat pembukaan Khutbah Jum'at : "Alhamdulillah. Kita diberikan KARUNIA Sehat lahir dan batin sehingga dapat melangkah ke Masjid untuk menunaikan Shalat Jumat yang merupakan kewajiban bagi pria muslim" 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Mereka LEBIH Takut panasnya api Neraka dibanding terik matahari ... 

Sinar matahari begitu menyengat pada Jumat siang kemarin. Saya yang datang belakangan, kebagian tempat di jalanan di samping masjid. Beruntung saya dapat tempat duduk di pinggir tembok sehingga teduh. Tapi ada sebagian  beberapa jamaah Shalat Jum'at yang kebagian tempat di jalanan TANPA naungan dan terpapar langsung sinar matahari. Pastilah mereka KEPANASAN selama lebih dari setengah jam mendengar Khutbah Jum'at lalu menunaikan Shalat Jum'at. Sampai ada yang menutupi kepalanya dengan sajadah. 

Salutnya setelah shalat selesai di saat sebagian besar jamaah meninggalkan masjid, masih ada beberapa jamaah itu yang BERTAHAN walau diterpa panas... "The Last men standing"... Mereka TIDAK pindah bergeser ke kanan ke tempat yang teduh. Mereka khusyu berzikir dan berdoa diterpa terik panas matahari dan ramainya jamaah yang keluar dari masjid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun