MY WAY (JALAN HIDUPKU)...  Lagu favorit almarhum Papa, H. Pandji Denny (1930-1996) yang lalu "kuwarisi" menjadi lagu favoritku... "Lagu Terbaik sepanjang masa" bagiku. Merupakan sedikit dari lagu yang KUHAFAL di luar kepala ketika menyanyikannya secara live atau dengan  karaoke. Mungkin karena saya begitu terkesan dan "menjiwai" lirik lagunya yang begitu sarat makna... tentang Perjuangan Hidup seorang "GENTLEMAN" (Laki-laki Sejati)..Â
Lagu ini diciptakan Paul Anka khusus untuk Frank Sinatra (1915-1998) yang merekamnya pada tahun 1968 (tahun kelahiranku) dan merilisnya tahun 1969... menjadi lagu Sinatra terpopuler (signature song) dan salah satu lagu karaoke paling sering dinyanyikan (walaupun cukup sulit dinyanyikan karena nadanya cukup tinggi).Â
*Kupersembahkan lagu "macho" "My Way" ini kepada almahum Papa - yang jalan hidupnya dengan segala suka dukanya tercermin dalam lirik lagu ini - pada "Hari Lanjut Usia Nasional" (29 Mei 2021)
Â
"My Way" (Jalan Hidupku) :Â
And now, the end is near (Dan kini, akhir hayat sudah mendekat)Â
And so I face the final curtain (Dan kuhadapi tirai terakhir)Â
My friend, I'll say it clear (Kawanku, ku kan mengatakannya dengan jelas)Â
I'll state my case, of which I'm certain (Kan kuutarakan perkaraku, yang mana ku yakin)Â
I've lived a life that's full (Tlah kujalani hidup yang utuh)Â
I traveled each and every highway (Tlah kulewati setiap jalan raya)Â
And more, much more than this, I did it my wayÂ
(Dan lebih, lebih dari ini, kutempuh jalan hidupku caraku)
 Regrets, I've had a few (Sesal, ada beberapa yang kurasa)
 But then again, too few to mention (Tapi, terlalu sedikit untuk disebutkan)Â
I did what I had to do and saw it through without exemption (Kulakukan apa yang harus kulakukan dan kupahami tanpa kecuali)Â
I planned each charted course, each careful step along the byway (Kurencanakan tiap jalan terpeta, tiap langkah seksama di jalan setapak)Â
And more, much more than this, I did it my way (Dan lebih, lebih dari ini, kutempuh jalan hidupku)Â
Yes, there were times, I'm sure you knew (Ya, memang ada saat-saat, aku yakin kau tahu)Â
When I bit off more than I could chew (Ketika kumenggigit lebih dari yang bisa kukunyah)Â
But through it all, when there was doubt (Tapi melalui semua itu, saat ada keraguan)
 I ate it up and spit it out (Kutelan dan kumuntahkan keluar)Â
I faced it all and I stood tall and did it my way (Kuhadapi semuanya dan aku berdiri gagah dan kutempuh jalan hidupku).
 I've loved, I've laughed and cried (Ku mencinta, kutertawa dan kumenangis)Â
I've had my fill, my share of losing (Tlah kupenuhi tugasku, juga kegagalanku)Â
And now, as tears subside, I find it all so amusing (Dan kini, saat air mata mengering, kurasakan semua itu menggelikan)Â
To think I did all that (Berpikir kulakukan semua itu)Â
And may I say, not in a shy way (Dan dapat kukatakan, tanpa malu-malu)Â
Oh, no, oh, no, not me, I did it my way (Oh tidak, oh tidak, bukan aku, kutempuh  jalan hidupku)Â
For what is a man, what has he got? (Karena bagi siapa laki-laki, apa yang dimilikinya?)Â
If not himself, then he has naught (Jika bukan dirinya, maka dia tak punya apa-apa)Â
To say the things he truly feels and not the words of one who kneels (Mengatakan apa yang sesungguhnya dirasakannya, dan bukan kata-kata orang yang tunduk menyerah)Â
The record shows I took the blows and did it my way (Lembaran hidupku menunjukkan kuterima hantaman, dan kutempuh jalan hidupku)Â
Yes, it was my way (Ya, itulah jalan hidupku)Â
*Pandji Kiansantang, 29 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H