Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sandyakala ning" Bioskop

11 Desember 2020   06:30 Diperbarui: 11 Desember 2020   06:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sandyakalaning" ("senja yang nuram" dalam bahasa Sansekerta) BIOSKOP... Sejak dibuka lagi 2 bulan lalu sejak penutupan karena pandemi selama setengah tahun, industri bioskop belum normal... masih "limbung". 

Penonton bioskop di 3 jaringan bioskop : XXI, CGV dan Cinepolis masih jauh dari harapan. Karena aturan PSBB, maka maksimal kapasitas studio bioskop hanya 50 %. Setelah menonton beberapa kali sejak Re-opening Bioskop di ketiga jaringan bioskop itu, Penulis mengalami paling banyak 10% kursi bioskop terisi. Paling sering hanya mendapati hanya beberapa gelintir penonton saja. 

dokpri
dokpri
.Di satu sisi, ada sensasi senang : serasa "bioskop pribadi" dan merasa lebih aman dari aspek physical distancing dan resiko sirkulasi udara di ruang tertutup. Tapi miris juga melihat fenomena ini karena pastinya bioskop merugi. Bahkan sampai saat ini, studio eksklusif "The Premiere" masih tutup karena dengan jumlah kursi yang sangat terbatas (reclining seat) secara finansial sulit untuk menerapkan ketentuan maksimal kapasitas 50%. 

dokpri
dokpri
Penerapan protokol kesehatan yang ketat pada PSBB Transisi di Jakarta memang mencegah bioskop menjadi klaster pandemi baru. Tapi sejujurnya dari kacamata "moviegoer" (pengunjung setia bioskop) : memakai masker selama menonton, larangan makan dan minum selama menonton dan duduk yang berjarak, kesemua itu mengurangi "kenikmatan" menonton film di bioskop. 

Suka atau tidak, itulah "harga yang harus dibayar" jika Bioskop mau Re-opening pada saat pandemi masih merajalela. Masih enggannya banyak orang ke bioskop ditambah lagi dengan kurangnya "daya tarik" : belum ditayangkan film-film baru yang ditunggu-tunggu, seperti 007, Mulan, KKN Desa Penari, dll. Pihak distributor film mungkin merasa waktunya belum tempat menayangkangkan film2 itu, khawatir minimnya pengunjung bioskop sehingga merugi. Tak ayal yang kini ditayangkan di bioskop, hampir semua adalah film-film tahun lalu. 

Jika kondisi ini terus berlanjut dan Pandemi tidak mereda, saya khawatir Bioskop akan kembali tutup... Karyawannya akan terancam kehilangan pekerjaan, artinya juga industri film Indonesia akan "mati suri"  

Semoga tidak terjadi. Bangkitlah Bioskopku !

*Pandji Kiansantang,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun