Selama puluhan tahun, bagi penulis, film paling seram adalah film "Sundel Bolong" (1981). Setelah menontonnya di bioskop di Bandung pada usia 13 tahun, Â film yang diperankan Suzzanna ini mengakibatkan penulis ketakutan selama berminggu-minggu. Sungguh pengalaman menonton yang traumatis.
Film yang diangkat dari legenda hantu di nusantara ini tampak begitu "ril". Ketika itu penulis menyamakannya dengan Kuntilanak karena sama-sama berpenampilan wanita berambut panjang dan bergaun putih.
Padahal beda, "Sundel Bolong" berasal dari kata "Sundal" (wanita lacur) yang punggungnya "bolong". Ia adalah arwah penasaran  dari wanita yang mati karena diperkosa dan kemudian melahirkan anaknya di dalam kubur.
37 tahun kemudian, 10 tahun setelah wafatnya Suzzanna, Â muncul film "tribute" untuk sang "Ratu film horror Indonesia" ini. Menurut produser, film ini bukanlah produksi ulang film Sundel Bolong yang legendaris.
Judul "Bernapas dalam Kubur" juga seolah perpaduan dua film Suzanna, Beranak dalam Kubur (1970) dan Bernafas dalam Lumpur (1971). Kisah Bernapas dalam Kubur 2018 benar-benar baru. Yang paling sensasional dari film ini adalah "lahir kembalinya" (reborn) Suzzanna yang diperankan oleh Luna Maya.
Film ini sukses secara komersial. Sudah ditonton lebih dari 2,5 jutq orang. Menjadikannya sebagai film Indonesia terlaris kedua pada tahun 2018 (hanya kalah dari film "Dilan 1990").
Tapi ternyata sensasi menonton film ini berbeda dengan film Sundel Bolong dulu. Penonton masa sekarang sudah dimanjakan oleh film-film horror Hollywood seperti "Conjuring".Â
Alih-alih sangat menakutkan dan traumatis, ini film horror yang relatif "menghibur". Â Penonton tertawa terpingkal-pingkal oleh ulah konyol 3 Â pembantu yang ketakutan terhadap majikannya yang telah berubah menjadi Sundel Bolong.
Sedikitnya ada 3 inspirasi dari film ini :
1. Cinta "sehidup, semati" secara harfiah : Â Setelah menunggu 5 tahun, pasangan ini mendapat berita gembira berupa kedatangan anak pertama. "Aku ngidam kamu" kata Suzzanna manja pada suaminya, Satria. Suaminya pun mengumbar kata-kata manis "Aku adalah pria paling bahagia di dunia".
Ia pun berjanji akan melindungi istri dan calon anaknya -- janji gombal khas pria yang tak dapat ditepatinya. Bukannya mendampingi istri, ia justru ditugaskan ke Jepang. Terjadilah tragedi perampokan yang berujung kematian istrinya.