Pada bulan Oktober 2025, tema "Harapan akan Perdamaian dan Kesatuan" memotivasi umat untuk menjadi agen perdamaian di tengah dunia yang terpecah-belah. Dalam Spes Non Confundit artikel 17, perdamaian dipandang sebagai tanda pengharapan yang harus diwujudkan melalui tindakan nyata dan dialog, seperti yang diajarkan dalam Matius 5:9, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Umat didorong untuk bekerja demi persatuan, baik dalam komunitas Gereja maupun masyarakat luas, dengan semangat belas kasih dan solidaritas, sehingga menjadi saksi nyata harapan Kristiani yang mampu menyatukan perbedaan demi kebaikan bersama.
Tema November 2025, "Harapan akan Kehidupan Kekal dan Pengampunan," menanamkan keyakinan umat pada janji keselamatan dan hidup kekal. Dalam Spes Non Confundit artikel 18-22, pengharapan akan kehidupan kekal berakar pada kebangkitan Kristus, sebagaimana ditegaskan dalam 1 Korintus 15:54-55, bahwa kematian telah ditelan dalam kemenangan. Pengajaran ini mengajak umat untuk merenungkan akhir hidup sebagai perjumpaan definitif dengan Tuhan, yang penuh kasih dan pengampunan, serta untuk menyadari bahwa penghakiman-Nya selalu dilakukan dalam terang belas kasih (lih. Mat 25:31-46).
Akhirnya, bulan Desember 2025 menutup tahun Yubileum dengan tema "Maria, Teladan Harapan dan Penghiburan." Dalam Spes Non Confundit artikel 24-25, Maria digambarkan sebagai teladan sempurna pengharapan, yang dalam keheningan dan ketaatannya, menerima panggilan Allah untuk menjadi Bunda Penebus. Sebagai Bunda Allah, Maria menjadi saksi harapan yang sempurna, sebagaimana tertulis dalam Lukas 1:38, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Umat diajak untuk meneladani imannya yang teguh dan kasihnya yang penuh pengharapan, terutama dalam menyambut kedatangan Tuhan dengan sikap keterbukaan terhadap rahmat ilahi.
Melalui rangkaian katekese ini, umat Kristiani diundang untuk memperbarui iman dan harapan mereka, menjadikannya dasar kehidupan yang bermakna. Setiap tema yang dibahas sepanjang tahun merujuk pada ajaran teologis dalam Spes Non Confundit dan didukung oleh dasar biblis yang relevan, seperti pengharapan dalam Roma 5:5, perdamaian dalam Matius 5:9, dan kehidupan kekal dalam 1 Korintus 15:54-55. Tahun Yubileum bukan hanya sekadar perayaan, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang menuntun umat kepada perjumpaan lebih mendalam dengan Tuhan yang penuh kasih dan belas kasih, sebagaimana diwujudkan dalam tema rekonsiliasi, solidaritas, dan teladan Maria sebagai Bunda Pengharapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H