Secara biblis, ajakan untuk melayani sesama didasarkan pada Matius 25:40, di mana Yesus menyatakan bahwa apa yang kita lakukan kepada orang yang paling hina, kita lakukan juga kepada-Nya.Â
Dalam Roma 12:15, umat diajak untuk "bersukacita dengan yang bersukacita dan menangis dengan yang menangis," menandakan keterlibatan emosional dan tindakan nyata dalam kehidupan orang lain. Paus mengingatkan bahwa kasih harus melampaui batas-batas perbedaan, baik itu ras, kebangsaan, atau status ekonomi, sesuai dengan teladan yang diberikan Kristus.
Secara teologis, Paus Fransiskus menggambarkan kasih sebagai kekuatan transformasi sosial. Gereja, sebagai perpanjangan tubuh Kristus, memiliki misi untuk menebarkan kasih-Nya dengan aktif terlibat dalam upaya keadilan sosial.Â
Ini berarti melibatkan diri dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua orang. Kasih dalam konteks ini bukan sekadar perasaan, melainkan dorongan untuk bertindak demi kebaikan bersama. Gereja dipanggil untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, berakar pada kasih yang sejati.
Dalam kehidupan sehari-hari, kasih Kristus diwujudkan melalui pelayanan yang nyata dan sederhana. Paus mengajak umat untuk tidak sekadar berdoa, tetapi juga bertindak bagi kebaikan sesama, seperti membantu mereka yang kesusahan dan berbagi rejeki dengan yang kurang mampu.Â
Dengan menghidupi nilai kasih ini, umat dapat menjadi saksi hidup dari kasih Tuhan yang nyata. Paus juga menekankan pentingnya keterlibatan dalam kegiatan sosial sebagai bentuk perwujudan kasih yang aktif.
Konsekuensi logis spiritual bagi umat dari Bab IV ini adalah panggilan untuk menjadi saluran kasih Tuhan di dunia. Dengan mengikuti teladan Kristus yang penuh kasih, umat diajak untuk berkomitmen dalam upaya memperbaiki kondisi sosial di sekitar mereka.Â
Kehadiran Kristus dalam kehidupan setiap umat dapat menjadi kekuatan yang memperbaharui dunia dan membawa damai sejahtera. Ini adalah undangan untuk membawa terang Kristus dalam segala aspek kehidupan, menjadikan kasih sebagai prinsip utama yang menuntun setiap tindakan.
Bab V: Tanggapan Cinta melalui Kasih kepada Sesama
Bab V dari Enciclica Dilexit Nos berfokus pada tanggapan cinta kepada Kristus yang ditunjukkan dengan mengasihi sesama. Paus Fransiskus mengajak umat untuk menghidupi cinta yang tulus kepada Yesus dengan membagikannya kepada orang lain, mengikuti contoh kasih yang tanpa pamrih dari hati Yesus.Â
Hal ini melibatkan tindakan nyata yang mencerminkan kasih Tuhan, di mana umat dipanggil untuk mengatasi sikap egois dan mementingkan diri sendiri, dan beralih pada pelayanan penuh kasih bagi sesama sebagai bentuk tanggapan atas kasih Kristus yang begitu besar bagi manusia.
Dalam Alkitab, Matius 25:40 menegaskan bahwa apa yang kita lakukan kepada sesama, kita lakukan juga kepada Kristus. Hal ini mencerminkan bahwa tindakan kasih yang kita berikan kepada orang lain adalah ekspresi kasih kepada Tuhan sendiri. Yohanes 13:34-35 juga mengajarkan bahwa kasih antar sesama adalah tanda pengikut Kristus yang sejati, yang akan dikenali oleh dunia.Â