Peran agama dalam pembentukan identitas sosial Generasi Z menjadi sangat signifikan, terutama di tengah perubahan sosial yang cepat dan tantangan global yang kompleks. Dalam dokumen Fratelli Tutti, Paus Fransiskus menekankan bahwa agama seharusnya menjadi pendorong persaudaraan, bukan hanya sekadar sistem kepercayaan yang terisolasi. Generasi Z, yang terkenal dengan semangat kritisnya terhadap otoritas dan tradisi, memiliki potensi untuk menggali ajaran agama sebagai sumber inspirasi dalam membangun komunitas yang inklusif dan harmonis. Dengan menyoroti nilai-nilai kasih, keadilan, dan pengertian, mereka dapat mengadaptasi ajaran agama ke dalam konteks sosial yang relevan, mendorong dialog lintas budaya dan kepercayaan sebagai langkah menuju pemahaman dan kerjasama yang lebih baik.
Secara filosofis dan teologis, identitas sosial Generasi Z dapat diperkaya melalui pemahaman yang lebih dalam tentang konsep persaudaraan yang diajarkan dalam tradisi agama. Persaudaraan, dalam pandangan ajaran Kristiani, bukan hanya sebuah konsep moral, melainkan panggilan untuk berinteraksi dan berelasi dengan sesama secara penuh kasih. Dalam konteks ini, Generasi Z diajak untuk tidak hanya mempertanyakan dan menantang status quo, tetapi juga untuk terlibat aktif dalam menciptakan ruang bagi dialog dan kerjasama di antara berbagai kelompok sosial. Ajaran agama memberikan kerangka etis yang kuat untuk menjawab tantangan ketidakadilan dan eksklusi, dengan menegaskan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakangnya, memiliki martabat dan nilai yang harus dihormati. Dengan demikian, Generasi Z dapat memanfaatkan warisan spiritual ini sebagai dasar untuk membangun jembatan persaudaraan yang lebih kokoh dalam masyarakat yang beragam.
Penutup dan Ajakan Aksi
Generasi Z berada di posisi unik untuk menjadi agen perubahan yang mewujudkan cita-cita yang diusung dalam Fratelli Tutti, terutama dalam konteks dunia yang semakin terhubung dan kompleks. Dengan latar belakang yang beragam dan akses yang luas terhadap informasi, mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi persepsi dan tindakan di tingkat global. Mengadopsi nilai-nilai persaudaraan, kasih, dan solidaritas yang terkandung dalam ajaran Paus Fransiskus, Generasi Z dapat menggerakkan gerakan sosial yang menekankan keadilan dan kemanusiaan. Melalui keterlibatan aktif dalam isu-isu sosial, mereka dapat menantang struktur yang tidak adil dan mengembangkan solusi inovatif yang mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai Kristiani yang universal.
Panggilan untuk bertindak bukan hanya ditujukan kepada Generasi Z, tetapi juga kepada kita semua sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas. Mari kita bersama-sama mendukung inisiatif yang mendorong keterlibatan, dialog, dan pemahaman lintas generasi serta lintas budaya. Dalam semangat Fratelli Tutti, kita diundang untuk memperkuat ikatan persaudaraan yang menembus batasan sosial dan geografis, serta untuk membangun masyarakat yang lebih bersatu dan saling menghargai. Dengan berkolaborasi, kita dapat menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai dan didengar, dan di mana keadilan serta kasih dapat tumbuh dan berkembang. Melalui langkah-langkah kecil dan komitmen kolektif, kita dapat mewujudkan visi dunia yang lebih adil dan harmonis yang telah diimpikan oleh Paus Fransiskus.
Referensi
Paus Fransiskus. (2020). Fratelli Tutti: Encyclical on fraternity and social friendship. Vatican Press. https://www.vatican.va/content/francesco/en/encyclicals/documents/papa-francesco_20201003_enciclica-fratelli-tutti.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI