Di SMA Pelita Nusantara, Pak Agus (bukan nama sekolah dan nama guru yang sebenarnya), seorang guru fisika yang berdedikasi, selalu mencari cara inovatif untuk menghidupkan pembelajaran berbasis literasi di kelasnya. Terinspirasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme dari Piaget dan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), Pak Agus merancang sebuah proyek ambisius yang menantang siswa untuk membuat jurnal ilmiah mini yang mendokumentasikan eksperimen fisika mereka.
Proyek ini dimulai dengan pemilihan topik eksperimen yang menarik dan relevan bagi siswa, seperti energi terbarukan, hukum Newton, atau gelombang elektromagnetik.Â
Pak Agus membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap kelompok bertanggung jawab atas satu eksperimen. Siswa diminta untuk merancang, melaksanakan, dan mendokumentasikan eksperimen mereka dalam bentuk artikel ilmiah. Dalam proses ini, mereka harus melakukan penelitian mendalam, mencatat data dengan teliti, dan menganalisis hasil yang diperoleh.
Pak Agus memberikan bimbingan intensif tentang cara menulis artikel ilmiah yang baik, termasuk struktur penulisan, penggunaan bahasa yang tepat, dan pentingnya sumber referensi yang valid. Siswa belajar menulis abstrak, pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi.Â
Untuk mendukung proses ini, Pak Agus menyediakan akses ke berbagai sumber literatur ilmiah, baik dalam bentuk buku, jurnal, maupun artikel daring. Siswa juga dilatih menggunakan alat-alat statistik untuk menganalisis data eksperimen mereka.
Untuk memastikan semua siswa terlibat aktif, Pak Agus memanfaatkan teknologi secara maksimal. Mereka menggunakan perangkat lunak kolaboratif seperti Google Docs untuk menulis dan menyunting artikel secara bersama-sama, serta aplikasi analisis data seperti Excel atau Google Sheets. Pak Agus memberikan umpan balik secara berkala melalui platform ini, membantu siswa memperbaiki dan menyempurnakan tulisan mereka.
Pada akhir proyek, setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen mereka di depan kelas, disertai dengan publikasi jurnal mini yang dicetak dan dibagikan kepada seluruh siswa dan guru di sekolah. Proses presentasi ini tidak hanya menguji pemahaman siswa tentang materi fisika, tetapi juga mengasah keterampilan komunikasi dan kemampuan berpikir kritis mereka.
Pak Agus berhasil menciptakan suasana belajar yang dinamis dan interaktif melalui proyek ini. Siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep fisika, tetapi juga mengembangkan keterampilan literasi ilmiah yang esensial. Pengalaman ini menunjukkan bahwa dengan mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek yang didukung oleh teori pembelajaran yang teruji, guru dapat menginspirasi dan memberdayakan siswa untuk menjadi peneliti muda yang kritis dan kreatif.
Best Practice #3
Di SMA Citra Mandiri, Bu Ratna (bukan nama sekolah dan nama guru yang sebenarnya) adalah seorang guru seni rupa yang penuh semangat dalam menghidupkan pembelajaran berbasis literasi di kelasnya. Terinspirasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme dan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), Bu Ratna merancang proyek ambisius yang menggabungkan seni rupa dan literasi, yaitu pembuatan buku sketsa yang mendokumentasikan perjalanan kreatif siswa.