Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inovasi Guru SMA Tarakanita Magelang dalam Mengaplikasikan Design Thinking pada Pembelajaran P5

13 Juni 2024   11:01 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:53 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMA Tarakanita Magelang telah menunjukkan langkah maju dalam pendidikan dengan mengadopsi metode Design Thinking, sebuah pendekatan yang ditekankan oleh Tim Brown, untuk memperkaya Pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka. Praktik ini, yang dikomandoi oleh Bapak P. Joko Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Proyek Pembelajaran P5, telah diintegrasikan ke dalam berbagai tema seperti kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan, bangunlah jiwa raganya, kewirausahaan, suara demokrasi, bhineka tunggal ika, dan rekayasa teknologi.

Langkah pertama dalam penerapan Design Thinking adalah empati, di mana guru-guru di SMA Tarakanita Magelang mengajak siswa untuk memahami dan merasakan permasalahan yang ada di sekitar mereka. Misalnya, dalam tema kearifan lokal, siswa diajak mengamati dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar untuk memahami nilai-nilai tradisional yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan modern. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya wawasan siswa, tetapi juga mengajarkan mereka pentingnya menghargai dan melestarikan budaya lokal.

Selanjutnya, fase definisi membantu siswa untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah-masalah yang mereka temui. Dalam tema gaya hidup berkelanjutan, siswa diminta untuk mendefinisikan permasalahan lingkungan yang spesifik di daerah mereka, seperti pengelolaan sampah atau penggunaan energi terbarukan. Dengan bimbingan guru, mereka belajar menyusun masalah menjadi proyek yang terarah dan fokus, memungkinkan mereka untuk berpikir kritis dan analitis dalam mencari solusi.

Tahap berikutnya adalah tahap ideasi. Tahap ideasi dalam Design Thinking mengajak siswa untuk menghasilkan berbagai solusi kreatif atas masalah yang telah mereka definisikan. Dalam tema kewirausahaan, misalnya, siswa diajak untuk merancang bisnis berbasis lingkungan yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan. Guru-guru mendorong siswa untuk berpikir out-of-the-box dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan dalam bisnis mereka.

Prototyping, atau pembuatan prototipe, menjadi langkah berikutnya di mana siswa mulai mengembangkan model atau solusi konkret dari ide-ide mereka. Dalam tema rekayasa teknologi, siswa mungkin merancang alat atau aplikasi yang dapat membantu menyelesaikan masalah spesifik yang mereka temui. Guru memberikan dukungan teknis dan pedagogis untuk memastikan bahwa prototipe yang dikembangkan siswa tidak hanya kreatif tetapi juga fungsional dan aplikatif.

Terakhir, fase pengujian memungkinkan siswa untuk menguji prototipe mereka dalam situasi nyata dan mengumpulkan umpan balik. Dalam tema suara demokrasi, misalnya, siswa dapat mengimplementasikan proyek mereka dalam lingkungan sekolah atau komunitas, menguji efektivitas solusi yang mereka kembangkan dalam meningkatkan partisipasi atau kesadaran politik di kalangan teman-teman sebayanya. Guru-guru di SMA Tarakanita Magelang selalu siap memberikan bimbingan dan penilaian konstruktif untuk setiap proyek yang dihasilkan siswa.

Keberhasilan implementasi Design Thinking dalam pembelajaran P5 di SMA Tarakanita Magelang menunjukkan betapa pentingnya pendekatan inovatif dalam pendidikan. Bapak P. Joko Purwanto, M.Pd. dan timnya telah membuktikan bahwa dengan bimbingan yang tepat, siswa dapat berkembang menjadi individu yang kreatif, kritis, dan solutif, selaras dengan profil pelajar Pancasila yang dicanangkan dalam Kurikulum Merdeka.

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga memperkuat karakter siswa, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan abad ke-21. Pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah nyata melalui proyek P5 telah memberikan dampak positif yang signifikan pada pola pikir dan perilaku siswa.

Dengan demikian melalui pengalaman praktik baik tersebut, SMA Tarakanita Magelang telah menetapkan standar baru dalam pendidikan berbasis proyek, menunjukkan bahwa inovasi pedagogis seperti Design Thinking dapat diintegrasikan dengan sukses dalam kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi dan lebih relevan dengan kebutuhan zaman.

Implementasi ini juga menggarisbawahi pentingnya peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses pembelajaran yang dinamis dan interaktif. Guru-guru di SMA Tarakanita Magelang telah menunjukkan komitmen mereka untuk terus belajar dan mengembangkan metode pengajaran yang inovatif demi keberhasilan siswa.

Praktik baik yang telah diterapkan di SMA Tarakanita Magelang dapat menjadi contoh inspiratif bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia, mendorong lebih banyak institusi pendidikan untuk mengadopsi pendekatan Design Thinking dalam rangka mencetak generasi pelajar yang unggul dan siap bersaing di tingkat global. (PJP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun