Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Takbiran, Malam Idul Fitri yang Agung

9 April 2024   14:47 Diperbarui: 9 April 2024   19:31 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Takbiran juga menjadi momen untuk mengingatkan umat Islam tentang nilai-nilai persaudaraan dan saling tolong menolong dalam Islam. Mereka diingatkan bahwa sebagai satu umat, mereka memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan bantuan dan perlindungan. Solidaritas ini tidak hanya terbatas pada lingkaran sosial atau geografis tertentu, tetapi meluas ke seluruh umat Islam di seluruh dunia, menciptakan rasa persatuan yang global.

Lebih dari sekadar ungkapan rasa syukur, takbiran adalah panggilan untuk bertindak secara kolektif dan berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan, persamaan, dan kedamaian dalam masyarakat. Umat Islam diingatkan bahwa mereka adalah satu tubuh yang utuh, dan keberhasilan atau kesengsaraan satu bagian dari umat merupakan tanggung jawab bersama untuk diselesaikan. Solidaritas dalam takbiran tidak hanya menjadi perayaan atas nikmat Allah, tetapi juga komitmen untuk bekerja bersama-sama dalam membangun dunia yang lebih baik dan lebih harmonis.

Dengan demikian, takbiran pada malam Idul Fitri bukan hanya merupakan momen untuk merayakan akhir bulan Ramadan, tetapi juga kesempatan untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas antar umat Islam. Ini adalah saat di mana umat berkumpul bersama dalam kesatuan, bersyukur atas nikmat Allah, saling memaafkan, dan berkomitmen untuk berjuang bersama dalam mencapai tujuan yang mulia sebagai satu umat yang bersatu.

Implikasi Filosofis Religius Islami

Aturan umum etika "takbiran" tidak hanya merupakan pedoman praktis untuk melaksanakan ritual, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai filosofis dan reflektif dalam Islam. Mengucapkan takbir dengan suara yang tenang dan jelas, baik secara individu maupun berjamaah, menandakan penghargaan terhadap keheningan dan ketenangan dalam mengungkapkan kebesaran Allah SWT. Ini mengajarkan umat Islam untuk menciptakan ruang yang penuh khusyuk dan penghormatan dalam ibadah mereka.

Menjaga kehormatan tempat ibadah dan lingkungan sekitarnya adalah refleksi dari penghormatan terhadap ciptaan Allah dan kesucian tempat ibadah. Islam mengajarkan bahwa setiap tempat yang digunakan untuk beribadah harus dijaga dengan penuh kebersihan dan kekhusyukan, sehingga takbiran menjadi momen yang benar-benar didedikasikan untuk memuja Allah tanpa gangguan dan gangguan eksternal yang tidak pantas.

Berpakaian rapi dalam takbiran bukan hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga tentang sikap mental dan spiritual yang mencerminkan penghormatan terhadap momen sakral tersebut. Dengan berpakaian sopan dan layak, umat Islam menunjukkan ketundukan mereka kepada Allah SWT dan kesadaran akan keagungan dan keberkahan momen takbiran.

Berlaku ramah dan sopan kepada sesama umat Islam adalah wujud dari penghargaan terhadap persaudaraan dan solidaritas dalam Islam. Ini menegaskan pentingnya memelihara hubungan yang baik dan menghormati hak-hak dan kebutuhan orang lain, sehingga takbiran menjadi ajang untuk memperkuat hubungan sosial dan spiritual antar umat.

Menyebarkan kebaikan melalui momen takbiran adalah implementasi dari nilai-nilai dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar dalam Islam. Umat Islam diajak untuk menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan, keadilan, dan cinta kasih kepada sesama manusia, sehingga takbiran menjadi momentum untuk memperluas dampak positif dalam masyarakat.

Pentingnya takbir tanpa mercon dan kembang api yang bising dan jauh dari kesan religius menegaskan bahwa praktik-praktik yang menciptakan kebisingan dan kerusakan lingkungan sekitar tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Islam mengajarkan kesederhanaan, kesantunan, dan keheningan dalam ibadah, sehingga penggunaan mercon dan kembang api yang berlebihan bertentangan dengan esensi spiritual dari takbiran.

Dalam kaitannya dengan takbiran, penting bagi umat Islam untuk menghindari tindakan yang mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain serta merusak lingkungan sekitar, sehingga takbiran menjadi momen yang benar-benar disucikan dan murni untuk mengungkapkan penghormatan dan syukur kepada Allah SWT.

Saudara-saudari terkasih,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun