Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju Pendidikan Inklusif: Kasih dan Kesetaraan ala Yesus dalam Rangka Hari Guru Nasional 2023 dan Merdeka Belajar

24 November 2023   23:00 Diperbarui: 25 November 2023   00:09 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan mengintegrasikan pendekatan Yesus dalam menggunakan perumpamaan dan pertanyaan mendalam dalam kurikulum, pendidikan modern dapat melampaui pemahaman konseptual dan memperkaya kemampuan berpikir kritis serta analitis pada generasi yang belajar.

3. Exemplary Leadership: Yesus memberikan contoh kepemimpinan yang authentic, mendukung pengembangan kepemimpinan positif dan pelayanan dalam kurikulum, dengan fokus pada servanthood.

Exemplary Leadership  yang diperlihatkan oleh Yesus membawa pengaruh positif dalam pengembangan kepemimpinan dalam kurikulum pendidikan modern. Kitab Suci Perjanjian Baru mencatat momen-momen ketika Yesus memberikan contoh kepemimpinan yang autentik. Dalam Injil Matius, Yesus menekankan bahwa sejatinya pemimpin adalah pelayan, bukan yang dilayani, dengan menyatakan, "Barangsiapa di antara kamu ingin menjadi besar, hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Matius 20:26). Pernyataan ini memperlihatkan pendekatan Yesus yang menekankan kesederhanaan dan pelayanan sebagai inti kepemimpinan yang berharga.

Pada suatu kesempatan, Yesus juga memberikan contoh nyata pelayanan melalui tindakan mencuci kaki para murid-Nya (Yohanes 13:1-17). Tindakan ini bukan hanya simbolis tetapi juga menjadi representasi konkret dari kepemimpinan yang memprioritaskan pelayanan dan kepedulian terhadap orang lain.

Dalam konteks pendidikan modern, tokoh pendidikan seperti Howard Gardner, seorang psikolog pendidikan terkemuka, menyoroti pentingnya kepemimpinan yang inklusif. Gardner menyatakan, "Jangan bingungkan kepemimpinan dengan dominasi, atau kepemimpinan dengan pemimpin." Pemahaman ini sejalan dengan konsep kepemimpinan Yesus yang menekankan bahwa pemimpin sejati adalah pelayan yang memberikan inspirasi dan memberdayakan orang lain.

Melibatkan konsep servanthood (pelayanan) dalam kurikulum pendidikan modern dapat membentuk para pemimpin muda yang tidak hanya memiliki keterampilan kepemimpinan yang efektif tetapi juga memahami pentingnya berkontribusi dan melayani masyarakat. Kepemimpinan teladan yang diajarkan oleh Yesus memberikan fondasi yang kuat bagi pengembangan karakter dan etika kepemimpinan yang berkelanjutan pada generasi yang akan datang.

4. Character Development: Pembangunan karakter menjadi fokus utama dalam ajaran Yesus, memberikan foundation untuk pengembangan aspek kepribadian dan moral dalam kurikulum modern.

Character Development  menduduki posisi sentral dalam ajaran Yesus, menciptakan fondasi kuat untuk pengembangan aspek kepribadian dan moral dalam kurikulum pendidikan modern. Kitab Suci Perjanjian Baru mencatat ajaran-ajaran Yesus yang secara konsisten menekankan pentingnya karakter dalam perjalanan rohaniah manusia. Salah satu pernyataan yang menonjol adalah dalam Matius 5:8, di mana Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." Pernyataan ini menyoroti hubungan erat antara karakter yang murni dan hubungan spiritual yang mendalam.

Dalam suatu peristiwa yang terkenal, Yesus memberikan ajaran tentang 'Kotbah di Bukit' yang mencakup berbagai nasihat moral, termasuk beatitudes yang menekankan karakteristik seperti rendah hati, kemurahan hati, dan kerelaan untuk memperdamaikan (Matius 5:3-12). Ajaran ini memberikan pandangan komprehensif mengenai karakter yang dihargai dalam kerajaan Allah.

Pendekatan Yesus terhadap character development juga tercermin dalam parable tentang "Orang Farisi dan Pemungut Pajak " (Lukas 18:9-14). Yesus menekankan pentingnya kerendahan hati dan kesadaran akan dosa sebagai elemen-elemen kunci dalam pembangunan karakter yang sejati.

Dalam konteks pendidikan modern, tokoh pendidikan seperti Viktor Frankl, seorang psikolog eksistensial, menekankan arti pencarian makna dalam pengembangan karakter. Frankl menyatakan, "Dalam semua situasi, seseorang tidak dapat kehilangan kebebasan untuk memilih sikap yang diambil terhadap situasi tersebut." Pemikiran ini sejalan dengan ajaran Yesus yang menekankan tanggung jawab pribadi dalam membentuk karakter yang kuat.

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan karakter dari ajaran Yesus dalam kurikulum dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya fokus pada peningkatan pengetahuan akademis, tetapi juga memprioritaskan perkembangan karakter yang kokoh dan moral yang mengilhami para siswa untuk menjadi individu yang baik dan beretika.

5. Equality and Inclusivity: Yesus mengajarkan nilai kesetaraan dan inklusivitas, memberikan groundwork untuk membangun lingkungan pendidikan yang welcoming, fair, dan inclusive terhadap semua individu.

Equality and Inclusivity adalah nilai-nilai mendasar yang diajarkan oleh Yesus, menciptakan landasan untuk pembangunan lingkungan pendidikan yang ramah menyambut, adil, dan inklusif bagi semua individu. Kitab Suci Perjanjian Baru mencatat kisah-kisah di mana Yesus secara eksplisit menekankan prinsip-prinsip kesetaraan dan inklusivitas. Dalam Galatia 3:28, misalnya, Paulus menulis, "Tidak ada lagi Yahudi atau Yunani, tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, tidak ada lagi laki-laki atau perempuan, karena kamu semua satu dalam Kristus Yesus." Pernyataan ini menekankan persamaan hak dan martabat bagi semua individu tanpa memandang latar belakang etnis, status sosial, atau jenis kelamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun