1. Marshmallow Challenge
Peralatan yang dibutuhkan:
- 20 potong spageti mentah
- 1 yard selotipÂ
- tali 1 yard
- 1 marshmallow
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi tim kecil yang terdiri dari 4-5 anggota.
- Berikan masing-masing tim 20 buah spageti mentah, 1 yard selotip, 1 yard tali, dan 1 marshmallow.
- Instruksikan tim untuk menggunakan bahan yang diberikan untuk membangun struktur berdiri bebas tertinggi yang dapat menahan marshmallow di puncak dalam waktu 18 menit.
- Tim yang strukturnya menahan marshmallow di level tertinggi memenangkan permainan.
Pola pikir Design Thinking:
Marshmallow challenge mempromosikan pola pikir design thinking pada siswa sekolah. Permainan ini mendorong siswa untuk berpikir di luar kotak, mengidealkan dengan cara berimajinasi, membuat prototipe, menguji, dan mengulangi ide-ide mereka. Tantangan membangun struktur tertinggi dengan sumber daya terbatas menuntut siswa untuk berkolaborasi, berkomunikasi secara efektif, dan inovatif. Siswa belajar menganalisis masalah, mengidentifikasi kendala, dan menghasilkan solusi dengan menguji berbagai ide. Permainan ini juga menekankan pentingnya berani gagal, karena siswa perlu mengulangi ide-ide mereka dan meningkatkannya untuk mencapai tujuan. Permainan ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan penting seperti kreativitas, pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan kerja sama tim.
Pentingnya pola pikir design thinking:
Pemikiran desain tidak hanya penting dalam bidang desain produk tetapi juga dalam situasi kehidupan sehari-hari. Siswa SMA perlu dilengkapi dengan keterampilan berpikir desain untuk menghadapi tantangan dunia nyata dalam karir masa depan mereka. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, siswa dapat mendekati masalah yang kompleks dengan perspektif yang kreatif dan inovatif. Mereka belajar berempati dengan orang lain, memahami kebutuhan mereka, dan merancang solusi yang memenuhi kebutuhan mereka. Pola pikir ini menumbuhkan budaya eksperimen dan peningkatan berkelanjutan, yang mengarah pada hasil yang lebih baik. Selain itu, pemikiran desain mendorong siswa untuk mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka dan menjadi pembelajar mandiri.
2. Bridge to the FutureÂ
Salah satu permainan outbond yang menghadirkan pola pikir design thinking bagi siswa SMA adalah Bridge to the Future. Permainan ini membutuhkan perlengkapan sebagai berikut:
- Blok kayu atau plastik
- Isolasi
- Gunting
- Penggaris atau pita pengukurKertas dan pensil untuk membuat sketsa
Instruksi:
- Bagilah siswa menjadi beberapa tim yang terdiri dari 3-4 anggota.
- Jelaskan tujuan permainan: setiap tim harus membangun jembatan yang dapat menahan beban tertentu, hanya dengan menggunakan bahan yang disediakan.
- Berikan masing-masing tim materi dan tetapkan batas waktu 30 menit.
- Selama waktu ini, tim harus melakukan brainstorming dan membuat sketsa desain mereka, membangun jembatan mereka, dan menguji kekuatannya.
- Setelah 30 menit, mintalah setiap tim mempresentasikan desain mereka dan menguji jembatan mereka dengan meletakkan beban di atasnya (seperti buku teks atau botol air).
- Tim yang jembatannya dapat menahan bobot paling banyak memenangkan permainan.
Mengapa siswa sekolah menengah membutuhkan pola pikir pemikiran desain dalam permainan outbound ini dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka?
Design thinking adalah pendekatan pemecahan masalah yang menekankan empati, kreativitas, dan kolaborasi. Dengan terlibat dalam permainan outbound seperti Bridge to the Future, siswa sekolah menengah dapat mengembangkan keterampilan berpikir desain mereka dan menerapkannya pada masalah dunia nyata. Mereka akan belajar untuk berpikir di luar kotak, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan mengulangi ide-ide mereka. Keterampilan ini sangat penting dalam banyak aspek kehidupan mereka, mulai dari proyek akademik hingga hubungan pribadi dan aspirasi karier. Dengan mengembangkan pola pikir pemikiran desain, siswa dapat menjadi individu yang lebih inovatif, mudah beradaptasi, dan tangguh yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.