GERAKAN 3S (SAVE, SPEND, & SHARE) DALAM PEMBELAJARAN P5Â SMA TARAKANITA MAGELANG
Â
Ketika peserta didik menerima uang jajan dari orang tuanya, mereka cenderung ingin segera membelanjakannya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memahami konsep alokasi uang dengan baik.
Pembelajaran P5 pada Tema Bangunlah Jiwa Raganya, melalui Wellness Self-Assessment yang salah satu perspektifnya adalah refleksi finansial, mengajari peserta didik untuk "membagi uang saku menjadi tiga (3) bagian", yakni untuk mempelajari konsep "menabung (save)", "membelanjakan (spend)", dan "berbagi (share)". Melalui perspektif inilah sejumlah siswa dari SMA Tarkanita Magelang malakukan Gerakan 3S SAVE, SPEND, & SHARE. Melalui perspektif ini pula peserta didik disadarkan akan pentingnya konsep alokasi uang dalam hidupnya.
Menabung (Save)
Â
Untuk mengetahui pentingnya menabung, pendamping menanyakan pada peserta didik apa yang ingin mereka beli dan minta mereka menyisihkan sebagian uang sakunya untuk ditabung untuk tujuan mereka.
Membelanjakan (Spend)
Â
Pemdamping perlu menekankan kepada peserta didik bahwa menabung harus dilakukan sebelum membelanjakan. Setelah menyisihkan sejumlah uang untuk ditabung, pendamping mengarahkan peserta didik untuk mengatur pengeluaran yang diperlukan, dan membiarkan mereka membeli apa yang mereka inginkan dengan sisa uang saku.
Membagikan (Share)
Pendamping juga mengembangkan empati pada peserta didik dengan menyadarkan mereka bahwa di dunia ini banyak yang kurang beruntung, seperti mereka yang terancam peperangan, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai penderitaan. Ajakan inipun ditanggapi dengan baik oleh peserta didik. Mereka pun kemudian tergerak hatinya menyisihkan sebagian uang sakunya untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Mereka juga membantu melalui donasi barang pantas pakai. Sejumlah uang saku dan donasi pakaian pantas pakai mereka kumpulkan untuk disumbangkan ke salah satu panti asuhan tidak jauh dari kota mereka. Ada pula sebagian siswa yang melakukan pembagian nasi bungkus di jalan-jalan protokol kota Magelang. Â
Membagi uang menjadi tiga bagian tidak berarti bahwa peserta didik harus membagi uang sakunya menjadi tiga bagian yang sama. Sebaliknya, mereka harus didorong untuk mengalokasikan uang dan menyesuaikan porsinya sesuai dengan usia dan kebutuhan pengeluaran mereka.
Dengan demikian, anak-anak dapat belajar bagaimana menggunakan uang mereka secara lebih efektif dan menyisihkan anggaran agar nantinya mereka dapat belajar menghargai dan membagikan kekayaan mereka.
Pembelajaran P5 pada Tema Bangunlah Jiwa Raganya, melalui Wellness Self-Assessment yang salah satu perespektifnya adalah refleksi finansial pada akhirnya menyadarkan peserta didik bahwa setiap manusia sebagai makhluk sosial terpanggil dan digerakkan oleh rasa prihatin dan empati akan sesama di sekitar yang mengalami nasib kurang menguntungkan akibat bencana alam dan/atau kebijakan pemerintah yang kurang atau tidak berpihak pada mereka. Solidaritas yang sederhana saja berangkat dari uang saku dapat menjadi solusi yang powerful untuk menolong sesama agar keluar dari lilitan keterpurukan tersebut. Tujuannya lebih lanjut tentu tidak lain adalah untuk mengangkat moral manusia menjadi lebih manusiawi. Sampai pada persimpangan ini, satu kalimat yang menjadi kata kunci dan roh yang mampu menggerakkan adalah option for the poor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H