Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjemput Syahid

15 November 2023   06:40 Diperbarui: 15 November 2023   06:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup di kota perang

Siap siaga azal menjelang

Ketika peluru terus menerjang 

Ketika rudal meledak berulang-ulang

Serangan membabi buta

Rumah-rumah hancur

Sekolah-sekolah hancur

Gedung-gedung hancur

Rumah sakit-rumah sakit hancur

Anak-anak tewas

Perempuan tewas

Lelaki tewas

Yang muda tewas

Yang tua tewas

Tertimbun,

Terkubur hidup-hidup,

Tertembak,

Tercabik peluru,

Rumah sakit penuh sesak,

Rumah sakit hancur lebur,

Jenazah berderet-deret,

Kuburan massal di mana-mana,

Di tanah para syuhada,

Negeri para nabi,

Tanah suci yang sedang dikuasai tirani,

Penjara bagi pemiliknya sendiri,

Terjajah di tanah sendiri,

Meregang nyawa di kejamnya perang yang tak diminta,

Melawan sebisanya,

Meminta tolong meski dunia diam saja,

Dalam pasrah ikhlas,

Menjemput syahid,

Itu saja semoga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun