Cinta putih bisa datang tanpa sengaja
Saat hari diliput senja
Saat hati diselimut duka
Kau datang tiba-tiba
Berjumpa di pintu kereta bandara
Kembali tak sengaja duduk berhadap muka
Senyum adalah awal bahasa
Selanjutnya basa-basi yang terbiasa
Ternyata tujuan kita sama
Kualanamu menuju Medan sana
Cerita mengalir tanpa terasa
Bertukar kata berbagi canda
Seminggu di Sumatra Utara
Meski berbeda acara
Dan kesibukan yang berbeda
Ruang bicara selalu tersedia
Cerita berlanjut di udara
Berbagi suara maupun tawa
Suara yang mulai candu
Tawa yang bikin rindu
Tak terlukis kata
Atau mewujud rupa
Padu rasa menyeru
Justru kadang jadi belenggu
Betulan rindu
Atau kau pandai merayu
Janji bertemu tak kunjung tiba
Padahal aku harus balik ke Jakarta
Kamu bikin kusuka
Tapi suka bisa jadi luka
Saat jumpa tak lagi ada
Saat janji hanya manis di bibir saja
Apa ini cinta sesaat?
Tapi mengapa rinduku melekat?
Tak bisakah kau menetap?
Dalam hatiku yang terasa pengap
Kenapa kau tinggalkan jejak?
Manis yang kukecap
Wangi yang kusesap
Tak mudah dilupakan begitu saja
Ini memang cinta
Cinta yang terdusta
Dan aku yang teperdaya
Seputih cinta semerah luka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H