Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Musik 90-an, Masa Kejayaan Musik Indonesia

15 Maret 2023   11:16 Diperbarui: 15 Maret 2023   23:04 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musisi 90-an masih laku ditanggap di festival musik masa kini | FOTO: bolehmusik.com

Dunia musik di tanah air dilihat secara industri rekaman memang masih struggle karena peta dan aturan main yang tergerus pada era digital seperti sekarang ini.

Masa keemasan musik Indonesia terjadi di tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an di mana sejumlah penyanyi bisa menjual album fisik hingga jutaan kopi. 

Masa itu juga melahirkan banyak musisi Indonesia yang cemerlang sebut saja Slank, Dewa 19, Padi, Sheila on 7, Peterpan, bahkan band yang awalnya dianggap "cupu" pun seperti Kangen, Hijau Daun, Armada dan lain-lain  mampu berkibar dan diterima di blantika musik tanah air.

Pun demikian dengan penyanyi solo, era kejayaan diva, sebutan untuk penyanyi perempuan level utama semacam Krisdayati alias KD, Titi Dj, Ruth Sahanaya, Rossa, lahir di masa ini. Glenn Fredly dan  Marcell adalah sebagian penyanyi pria solo papan di era ini. Termasuk Chrisye dan Iwan Fals yang terus berkibar sebagai penyanyi solo pria dari tahun 70-an seiring dengan meriahnya dunia hiburan tanah air.

Acara televisi banjir acara musik. Era televisi swasta siaran menjadi momen meroketnya industri musik tanah air bahkan merambah ke negeri jiran seperti Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam.

Musisi 90-an masih laku ditanggap di festival musik masa kini | FOTO: bolehmusik.com
Musisi 90-an masih laku ditanggap di festival musik masa kini | FOTO: bolehmusik.com

Panggung off air pun tumbuh subur dan menyebar dari Sabang sampai Merauke menghidupkan mata rantai ekonomi kreatif musik saat itu. Apalagi saat itu produk rokok masih diperbolehkan beriklan dan menjadi sponsor acara-acara musik. Acara musik kampus yang diselenggarakan mahasiswa turut mendongkrak gengsi sebuah kampus jika berhasil melaksanakan acara musik kampus yang keren dan bergengsi.

Saat itu radio masih menjadi pemain penting sebagai media penyebaran musik. Radio top mendapat wawancara eksklusif dan penayangan perdana single dari penyanyi yang baru meluncurkan albumnya. Segmentasi radio malah menambah subur berbagai genre musik di seluruh Indonesia.

Radio menjadi teman siapa saja dari kalangan muda hingga tua, dari kalangan jelata hingga orang kaya. Ibarat kata radio indentik dengan musik dan tentu saja mayoritas lagu yang diputar adalah musik Indonesia.

Musik Indonesia tidak pernah mati tapi bergeser mengikuti perubahan zaman dan keadaan. Konsekuensinya tentu saja mempengaruhi banyak segi termasuk pundi-pundi bagi para musisi itu sendiri.

Memasuki era digital banyak musisi yang bertumbangan lalu lenyap tak terdengar. Ada yang mencari peruntungan menjadi anggota dewan. Ada yang bertahan hidup dengan berjualan pulsa bahkan malah ada yang terjerumus menjadi pengedar narkoba. Meskipun ada juga yang tetap bertahan dan tetap tampil di jajaran terdepan artis tanah air.

Mungkin sedikit bias karena penulis adalah penikmat musik akhir 80-an, 90-an, hingga 2000-an dengan lebih intens dibanding sekarang-sekarang. Akan tetapi bukan berarti awam sekali dengan musik masa kini, tapi rasanya memang musi era 90-an, adalah era kejayaan musik di Indonesia.

Musik era 90-an di Indonesia seakan menemukan banyak momentum sehingga terasa abadi. Indikasi dari jumlah musisi, jumlah penyanyi, jumlah karya, antusiasme masyarakat (pasar), dukungan pengusaha dunia hiburan (rekaman, media, off air), tidak hanya menghasilkan jumlah karya musik yang banyak tapi juga berkualitas dengan apresiasi yang tinggi dari masyarakat seakan menjadi lingkangan holistik yang menjadikan musik era itu adalah masa kejayaan musik Indonesia.

Selain nama-nama yang sudah disebutkan di atas, kita punya Elfa Secioria, salah satu musisi jenius Indonesia. Selain menciptakan banyak lagu pop komersial, juga beberapa kali memenangkan lomba cipta lagu tingkat nasional, ia juga mendirikan sekolah musik ternama Elfa's Studio yang memberi kontribusi besar bagi regenerasi penyanyi dan musisi di tanah air.

Era itu pula bakat-bakat besar pencipta lagu seperti Guruh Soekarno Putra, Iwan Fals, Katon Bagaskara, Dian PP, Ahmad Dhani, Pay, Yovie Widianto, Melly Goeslaw, Pongki Barata, Eross Chandra, Dewi Lestari, Dewiq, Andi Rianto, Ariel, dan lain-lain lahir dan besar dengan karya-karyanya bahkan hingga saat ini.

Ratusan lagu atau bisa jadi ribuan lagu sudah tercipta oleh musisi bertangan dingin seperti mereka, yang sudah mengantarkan kesuksesan bagi banyak penyanyi baik solo maupun group.

Musisi generasi masa kini banyak pula yang bagus. Dengan fasilitas dan pengetahuan yang lebih terbuka dan lebih mudah diakses saat ini kesempatannya bukan lagi musik nasional dinikmati oleh masyarakat dalam negeri saja tapi harus punya visi musik yang bisa dinikmati oleh pasar luar negeri. Apalagi kemampuan dan musikalitas musisi Indonesia itu terbilang tinggi dan tidak kalah dengan negara-negara yang industri musiknya sudah maju.

Perlu ada api ledakan yang besar dan kebersamaan dari musisi Indonesia saat ini untuk bisa menyaingi kejayaan musisi Indonesia di era 90-an. Secara individu ada beberapa musisi yang bagus dan menonjol. Begitu pula secara pasar, masih banyak penikmat musik Indonesia, terbukti dari laku dan banyaknya konser musisi tanah air yang tetap ramai di mana-mana.

Tapi rasa dan antusiasme masyarakatnya belum sekuat di era 90-an. Perlu lebih banyak lagi musisi dan pelaku industri bekerja sama, menciptakan lingkungan industri dan persaingan yang sehat sehingga musik hari ini semakin besar dan menyebar ke pasar yang lebih luas. Pada akhirnya tercipta kesejahteraan bagi pelaku industri kreatif Indonesia secara lebih luas lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun