Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Akses Pelayanan Kesehatan bagi Seluruh Golongan Masyarakat

6 Februari 2022   09:00 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:30 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi layanan kesehatan di sebuah Puskesmas | Foto: wartakota.tribunnews.com

Saat saya kecil hingga kuliah saya pernah tinggal di sebuah jalan cukup ramai di daerah yang berbatasan dengan Jakarta. Lokasinya cukup strategis karena banyak sekolah mulai dari TK sampai kampus perguruan tinggi pun ada.

Di depan rumah saya ada Puskesmas dengan fasilitas dan layanan yang cukup memadai sebagai pelayanan kesehatan pertama. Puskesmas ini pun pernah meraih juara satu Puskesmas terbaik se-Jawa Barat.

Di belakang puskesmas ada seorang mantri kesehatan. Anak bapak mantri ada yang jadi bidan di puskesmas dan ada yang jadi dokter (kelak praktik Pak Mantri digantikan oleh anaknya yang dokter ini). Tiga rumah dari bapak mantri ada bidan bersalin.

Di sebelah kanan rumah saya, ada dokter yang buka praktik setiap pagi dan sore. Dulu sih, tetangga saya itu masih tinggal di rumah sebelah tapi setelah punya dua rumah sakit, rumah di sebelah hanya jadi tempat praktik dan sebagian besar lahan direnovasi jadi akademi keperawatan dan kebidanan. Waktu saya khitan di rumah sakit milik tetangga tersebut.

Tiga dari empat anak pak dokter ini juga jadi dokter dan praktik di tempat lain. Dua menantunya pun dokter, dan salah satunya punya klinik dan rumah sakit kecil yang tak jauh dari tempat praktik sang mertua.

Dua teman saya di SMP, ibunya masing-masing mempunyai klinik bersalin di rumahnya yang dibangun sedemikian rupa hingga ada ruang pemeriksaan dan ruang perawatan di bagian depan.

Bisa dibilang untuk fasilitas pendidikan dan kesehatan di daerah rumah saya sangat memadai. Belakangan setelah sudah besar dan pergi ke berbagai daerah, tempat pelayanan kesehatan tidak semudah di area rumah saya.

Apalagi di daerah di luar Jawa untuk mencapai Puskesmas pun perlu waktu berjam-jam dengan kendaraan. Hal ini membuka mata bahwa Indonesia dengan negara yang luas wilayahnya dan kondisi geografis yang terpisah-pisah.

Tidak mudah mengurus segala masalah logistik terkait sarana dan prasarana. Ketimpangan pembangunan kota dengan desa, Jawa dengan luar Jawa, amat terasa.

Kesehatan merupakan hal paling penting dalam kehidupan manusia. Apabila sehat manusia bisa melakukan aktivitas kehidupan dengan lebih baik. 

Begitu juga seharusnya negara memandang tentang kesehatan rakyatnya, jika masyarakatnya sehat maka produktivitas bisa digenjot  sedangkan jika masyarakatnya banyak yang sakit selain mengurangi produktivitas juga semakin besar membebani suatu negara.

Sebagai contoh serangan Covid-19 selama dua tahun ini meluluhlantakkan banyak sendi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu penanganan kesehatan adalah yang utama dilakukan untuk bisa pulih.

Beruntung pemerintah Indonesia cukup berhasil dengan gencarnya pelaksanaan vaksin di segala lapisan masyarakat. Meskipun belum seluruhnya terjangkau tetapi sebagian besar masyarakat sudah melakukan dua kali vaksin yang diprogramkan pemerintah.

Oleh sebab itu dalam APBN TA 2022, alokasi anggaran untuk kesehatan sebesar Rp. 256 trilyun atau sekitar 9,4% dari total anggaran belanja negara yang sebesar Rp. 2.714,2 trilyun.

Penanganan pandemi masih menjadi fokus utama pemerintah terutama 3T yaitu testing, tracing, dan treatment pada masyarakat terkait Covid-19. Selain asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin dan menengah yang perlu mendapat subsidi negara.

Peningkatan anggaran kesehatan memang harus dilakukan seperti juga bidang pendidikan yang juga penting bagi negara berkembang seperti Indonesia ini. Tanpa kesehatan dan pendidikan yang baik sulit untuk mencapai peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul.

Dua masalah ini juga merupakan musuh bersama di dunia. Negara di dunia dan PBB dengan lembaga-lembaga khusus di bawahnya pun sangat concern pada dua masalah besar ini.

Bercermin dari Millennium Development Goals atau MDGS, suatu deklarasi hasil dari kesepakatan para kepala negara beserta 189 negara dari anggota PBB yang dimulai pada September tahun 2000, dari 8 butir tujuan yang ingin dicapai, masalah kesehatan dan pendidikan mendominasi tujuan tersebut.

Ke-8 butir tujuan tersebut adalah:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Salah satunya dengan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.

2. Pencapaian pendidikan dasar bagi semua. Setiap penduduk di dunia memiliki hak yang sama yaitu mendapatkan pendidikan dasar demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.

3. Mendukung kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan. Dari target yang telah ditetapkan yaitu dengan mengurangi angka perbedaan serta diskriminasi gender pada tingkatan pendidikan dasar, menengah serta tingkat lanjutan.

4. Menurunkan jumlah kematian anak.

Mengurangi angka kematian pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun hingga dari total anak yang ada di dunia.

5. Meningkatkan kesehatan para ibu. Selain mengurangi angka kematian pada anak, target lainnya adalah mengurangi rasio kematian ibu ketika proses melahirkan dengan target dari total ibu yang berada pada proses melahirkan.

6. Menanggulangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya. Diharapkan dapat menghentikan sekaligus melakukan tindakan pencegahan dari virus HIV/AIDS dan Malaria.

7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup.  Caranya dengan mengintegrasikan segala prinsip pembangunan secara berkelanjutan dalam setiap kebijakan dan program negara serta mengurangi jumlah penurunan sumber daya lingkungan. 

Selain itu diharapkan dapat mengurangi setengah dari seluruh jumlah penduduk di dunia yang tidak dapat menikmati air minum yang sehat (air bersih).

8. Sedangkan tujuan lainnya adalah dapat mencapai pengembangan yang signifikan untuk kehidupan bagi jutaan orang yang masih tinggal atau berada pada area kumuh.

***

Kesehatan adalah kunci kehidupan kemanusiaan. Kesehatan fisik dan mental adalah satu kesatuan yang tidak bisa lagi dipisahkan. Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah pun harus mencakup dua hal tersebut.

Kuncinya ada pada akses terhadap kesehatan. Masyarakat kota lebih mudah mengakses kesehatan daripada masyarakat desa. 

Baik dari segi pelayanan langsung di Puskesmas dan rumah sakit juga akses pada teknologi yang bisa digunakan untuk mencari informasi dan pertolongan ketika mendapat masalah kesehatan.

Pemerintah harus mengerjakan pekerjaan rumah urusan kesehatan di berbagai daerah sambil terus mendorong semua pihak untuk turut serta berpartisipasi aktif dalam perlindungan kesehatan dirinya sendiri. Mengedukasi tentang kesehatan di berbagai lapisan masyarakat.

Tindakan preventif masyarakat juga diperlukan agar dirinya tidak menjadi pembawa penyakit. Seperti contohnya masalah penanggulangan sampah terutama di daerah yang dinas pengelolaan sampahnya masih sangat kurang. 

 Bagaimana membuat kesadaran bersama dalam masyarakat bahwa sampah bisa sebagai sumber penyakit, oleh karena itu harus dikelola dengan benar agar lingkungan tetap sehat.

Pandemi Covid-19 selama dua tahun ini sudah seharusnya menjadi pembelajaran bersama di semua sektor kehidupan bahwa menjaga kesehatan adalah penting dan harus dilakukan oleh semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun