Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Boneka Arwah Tema Film Horor Tak Lekang Zaman

11 Januari 2022   10:08 Diperbarui: 11 Januari 2022   10:14 2775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chucky, boneka dari film Child's Play yang sukses hingga menjadi 8 seri | Foto: childsplay.fandom.com

Spirit doll alias boneka arwah sedang menjadi sorotan di media sosial saat ini. Beberapa selebriti "mengadopsi" boneka yang bentuknya mirip bayi manusia sebagaimana layaknya anak sendiri.

Boneka tersebut diberi nama, didandani dengan modis, diajak ngobrol, bahkan ada yang diberi pengasuh alias baby sitter layaknya bayi sungguhan. Sebagian menilai hal tersebut hanya gimmick dunia entertainment. 

Selebriti memerlukan inovasi agar punya sesuatu yang baru sebagai konten di media sosialnya selain pembeda dengan selebriti yang lain. Seperti diketahui media sosial seperti instagram dan youtube menjadi sumber cuan baru yang menggiurkan bagi banyak orang termasuk para selebriti.

Sebagian menilai adanya faktor psikologis berupa kesepian yang dialami oleh orang-orang sibuk kota metropolitan. Untuk mencurahkan sisi kasih sayang pada seseorang atau sesuatu bisa dilampiaskan pada anak sungguhan atau hewan peliharaan. 

Tapi ada yang tidak tertarik untuk "mengurus" makhluk hidup baik karena mempunyai anak betulan tidak memungkinkan atau hal lain serta memiliki hewan peliharaan pun merasa tidak telaten. Solusinya bagi mereka adalah mengurus benda mati (boneka) tapi seperti mengurus makhluk hidup.

Ditambah lagi dengan mitos bahwa boneka adalah salah satu benda yang "mudah" dimasuki roh atau arwah gaib. Boneka jenis ini sering diangkat sebagai tema cerita horor baik di film maupun novel. 

Seperti diketahui bahwa horor adalah genre yang populer dan disukai penonton film di mana pun. Menonton film horor buat sebagian orang adalah bentuk rekreasi mudah dan murah tapi memberikan perasaan lega setelah teriak-teriak ketakutan. 

Berapa banyak film horor yang dibuat mengambil boneka arwah sebagai tema dalam ceritanya?

Tak ada catatan pasti tapi tema ini cukup populer dan laku di banyak negara baik sebagai urban legend maupun modifikasi dengan cerita moderen.

Sebagai contoh bisa dilihat di dua negara seperti Indonesia dan Amerika, di mana film-filmnya bisa diakses di sini alias biasa tayang di bioskop tanah air. Film horor dengan tema boneka arwah cukup banyak diproduksi. 

Untuk film Indonesia sendiri, tema boneka arwah pernah membuat fenomena tersendiri ketika film Jelangkung (2001) menjadi nomor satu selama berminggu-minggu di bioskop. Padahal film tersebut dibuat dengan bujet rendah di saat perfilman Indonesia baru mulai bangkit dari mati suri dan bioskop tanah air mayoritas menayangkan film luar negeri khususnya Hollywood.

Jelangkung adalah cerita urban legend berupa boneka atau mainan berbentuk manusia dari kayu sebagai badan, kaki, dan tangan sedangkan kepalanya dari batok atau cangkang buah kelapa. 

Jelangkung adalah boneka tradisional yang digunakan sebagai perantara memanggil arwah yang akan masuk ke boneka tersebut. Permainan ini cukup populer di Indonesia sejak zaman dulu.

Keberhasilan film Jelangkung yang sukses besar sebagai box office membuatnya diproduksi hingga tiga seri (Jelangkung, Tusuk Jelangkung, Jelangkung 3) dari rumah produksinya yaitu Rexinema Pictures. 

Belum lagi rumah produksi lain yang mengangkat permainan boneka jelangkung dengan judul lain seperti yang Jailangkung, Jailangkung 2, Kalung Jailangkung, Tumbal Jailangkung dan lain-lain. 

Beragam rumah produksi memproduksi film-film yang menggunakan boneka arwah yang cukup laku yaitu The Doll, The Doll 2, Sabrina, Boneka Setan, Hantu Pohon Boneka, Jenglot Pantai Selatan, dan Sacred Riana. 

Sacred Riana adalah karakter penampil horror magician yang memiliki boneka arwah bernama Riani. Namanya cukup populer di Indonesia hingga berhasil menang di acara Asian Got Talent dan mencapai semifinal di American Got Talent. 

Sedangkan Amerika Serikat berhasil mengekspor budaya Hollywood-nya dengan beragam genre termasuk horor boneka arwah yang banyak disukai oleh penonton dunia.

Film-film boneka arwah seperti Child's Play yang membuat karakter boneka Chucky sangat populer, bahkan sejak tahun 1988 hingga 2019 sudah ada 8 seri film sebagai "franchise"-nya. Hak ini menjadikannya sebagai sebuah IP (Intellectual Property) yang sangat menguntungkan bagi kreatornya.

Selain itu ada Annabelle dengan 3 seri. Annabelle sendiri merupakan universe dari film horor lain berjudul The Conjuring yang sukses besar di pasaran dunia. 

Film-film seperti The Boy, Magic, Saw, Tourist Trap, Puppet Master, Dead Silence, adalah film horor bertemakan boneka arwah yang banyak diingat penonton karena kepopuleran bonekanya yang selain menyeramkan juga bikin penonton berteriak ketakutan. 

Tema boneka arwah akan tetap menjadi favorit penonton karena film horor sendiri adalah genre yang mudah diterima oleh banyak orang. Terbukti penonton bioskop khususnya di Indonesia kebanyakan adalah usia remaja belasan tahun yang pergi ke bioskop bersama teman se-gank-nya.

Mereka hanya mencari hiburan dengan tertawa atau teriak bersama. Bagi mereka kebersamaan adalah yang utama. Berkumpul sambil bercanda, tertawa, dan teriak adalah ajang bersosialisasi. Bioskop yang letaknya kebanyakan di dalam mal atau pusat perbelanjaan adalah tempat yang cocok untuk nongkrong atau bersosialisasi. 

Dengan harga tiket beberapa puluh ribu saja (bahkan di beberapa daerah masih ada yang tiket bioskop seharga 20.000 rupiah) mereka sudah bisa hangout dan menjadi bagian "budaya" anak muda untuk nongkrong bersama teman-temannya.

Oleh karena itu film komedi, horor, horor komedi dalam negeri merupakan genre yang dipilih selain film blockbuster Hollywood seperti superhero atau horor yang sedang trend di dunia. Mereka tidak terlalu tertarik dengan film yang banyak mikir. Tontonan yang fun dan asyik buat nongkronglah yang mereka cari.

Film horor bertema boneka arwah akan tetap diproduksi. Selama pengemasannya menarik ditambah bumbu-bumbu pemain, efek, dan lain yang bisa dijual sepertinya akan tetap mendatangkan penonton. 

Selain dari sisi produser pun film horor bisa sangat menguntungkan karena bila ceritan dan konsepnya kuat biaya produksi bisa ditekan seperti lokasi syuting yang tidak terlalu banyak, pemain tidak harus pemain mahal, waktu syuting pendek. 

Tidak hanya di Indonesia rumus ini digunakan bahkan di Hollywood pun berlaku rumus seperti ini. Sebagai contoh film The Blair Witch Project dengan bujet 60 ribu dollar menghasilkan 249 juta dollar. Paranormal Activity berbujet 15 ribu dollar menghasilkan 193,4 juta dollar. The Evil Dead-nya Sam Raimi bujet 400 ribu dollar menghasilkan 29,2 juta dollar.

Kembali ke boneka arwah bagaimana pun polemiknya, mereka adalah konten yang sangat menjanjikan. Akan tetapi sebagai manusia beragama dan berbudaya haruslah menggunakan dengan cara penuh etika sehingga tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun