Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Wisata Alam Gunung Tunak Selangkah dari Sirkuit Mandalika

13 Desember 2021   11:07 Diperbarui: 14 Desember 2021   19:37 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan Kompasianers dan Kemenparekraf melepas tukik di Pantai Teluk Ujung TWA Gunung Tunak Lombok | Foto: dokpri

Untuk Anda yang berlibur ke Lombok salah satu alternatif berwisata di sekitaran Mandalika adalah di Taman Wisata Alam Gunung Tunak, yang berjarak hanya 13 kilometer dari Sirkuit Mandalika.

Kami, rombongan Kompasianers dan Kemenparekraf dalam rangkaian tur pemenang menulis "Wisata Mandalika", (3-4/12) lalu mengunjungi tempat ini.

TWA Gunung Tunak adalah taman wisata berupa hutan konservasi yang dikelola oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Nusa Tenggara Barat (BKSDA NTB). Terletak di Desa Mertak Kecamatan Punjut Lombok Tengah.

Dalam kawasan seluas 1.217 hektar ini menyediakan cottage yang disewakan yang tepat di pinggir tebing dengan pemandangan pantai dan laut yang indah. Fasilitas seperti kolam renang, restoran, dan aula ukuran sedang pun tersedia. Saat ini sedang dalam pembangunan semacam tempat nongkrong untuk ngopi dan kongkow-kongkow lucu, tepat di atas logo besar TWA Gunung Tunak. Kelak bisa jadi spot nongkrong yang menarik dan instagramable.

Sedangkan di bagian belakang dan bagian kiri adalah hutan konservasi serta di bagian kanan adalah perbukitan dan perkebunan warga. Wisata alam ini bisa juga dikunjungi oleh masyarakat umum meski tidak menginap di cottage-nya . Di dalam kawasan konservasi selain melihat hutan dengan aneka floranya ada juga sanctuary rusa timor, taman kupu-kupu, dan ada pilihan paket melepaskan tukik alias anak penyu ke lautan. Paket lain yang disediakan adalah outbound, trekking, fishing, cycling, camping, dan lainnya.

Memberi makan rusa timor di dalam sanctuary (suaka) menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan. Apalagi jika Anda datang bersama anak dan keluarga. Mengajarkan mencintai alam dengan cara memberi pengalaman secara langsung berinteraksi dengan alam.

Menurut Gangga, salah satu petugas sanctuary, "Saat ini ada sekitar 44 rusa yang dirawat di suaka TWA Gunung Tunak. Luas keseluruhan sanctuary 1.5 hektar, dengan 3 macam kadang yang disesuaikan dengan tahapan perawatan, yaitu Kadang utama, isolasi, dan habituasi."

Sanctuary rusa di TWA Gunung Tunak berhasil mengedukasi masyarakat untuk tidak berburu lagi | Foto: Gapey Sandy
Sanctuary rusa di TWA Gunung Tunak berhasil mengedukasi masyarakat untuk tidak berburu lagi | Foto: Gapey Sandy

Kondisi kadang utama cukup bagus dengan ukuran yang luas dan pagar besi yang kokoh. Di sini pengunjung bisa memberi makan dari sela pagar ataupun melalui semacam gazebo yang disediakan. Rusa di sanctuary ini sebagian berasal dari hasil razia dari masyarakat yang memiliki rusa tanpa izin, rusa hasil hibah dan sebagainya. Kandang ini adalah kandang umum yang memuat rusa dari berbagai usia.

Selanjutnya ada kandang isolasi untuk perawatan rusa yang sakit. Sengaja dipisahkan agar tidak menulari rusa yang lain. Termasuk juga kandang khusus untuk rusa yang akan melahirkan. Setelah semua sehat maka akan digabungkan kembali ke kandang utama termasuk bayi rusa yang telah berumur 7 hari bisa dilihat di kandang umum.

Kandang yang terakhir adalah kandang habituasi untuk rusa yang akan dilepasliarkan ke hutan. Kandang ini disesuaikan dengan keadaan hutan jadi banyak tanaman dan pohon yang vegetasinya menyerupai di dalam hutan, seperti rumput, pohon asam, pohon turi, pohon sawo kecik, dan lainnya. Jika di kandang utama rusa diberi makan rumput gajah dan dedak maka di habituasi benar-benar makanan dari tanaman seperti layaknya di hutan.

Rusa Timor ini bisa berusia hingga 15-20 tahun dengan yang betina produktif melahirkan dari usia 1.5 hingga 12 tahun, sekali dalam satu tahun. Rusa yang akan dilepasliarkan harus masuk kategori usia dewasa dan berbadan sehat. Keberadaan sanctuary ini juga sebagai edukasi bagi masyarakat sekitar untuk tidak memburu rusa di alam liar sebab ada masanya jumlah rusa yang merupakan hewan endemik di hutan sekitar merosot tajam jumlahnya akibat perburuan.

Beruntung saat ini kesadaran masyarakat sudah mulai tinggi sehingga tidak ada lagi perburuan liar. Jika ada masyarakat yang ingin memelihara rusa bisa menghubungi sanctuary ini dengan persyaratan yang sangat ketat dan bertujuan untuk membantu penangkaran.

Ada yang menarik seputar kawasan ini. Di bagian belakang taman ini berbatasan dengan Gunung Raden yang konon memiliki kisah unik dan misteri tersendiri. Gunung Raden termasuk kawasan yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Tak ada yang berani masuk ke kawasan tersebut. Sejak dulu dipercaya jika ada yang berani masuk ke dalam kawasan Gunung Raden maka tak akan bisa keluar.

Konon sejarahnya hanya para raja, raden alias bangsawan kerajaan saja yang bisa masuk ke kawasan tersebut sebagai tempat bertapa. Sejak dulu jika ada hewan buruan yang masuk ke Gunung Raden tak ada yang berani mengejar.

Ada beberapa pantai di sekitaran TWA Gunung Tunak yang bisa didatangi. Ada Pantai Bumbang yang cantik dengan dermaga kecil dan di kejauhan ada yang mengapung berupa tambak-tambak ikan dan rumput laut. Jika beruntung Anda juga bisa melihat perahu-perahu kecil nelayan yang bersandar di pantai selepas melaut atau memeriksa tambak.

Satu kehidupan semoga berhasil mengarungi lautan luas | Foto: dokpri
Satu kehidupan semoga berhasil mengarungi lautan luas | Foto: dokpri

Khusus pantai untuk melepas tukik ada ujung kawasan konservasi yang letaknya cukup jauh bila berjalan kaki. Oleh sebab itu dinamakan Pantai Teluk Ujung. Bila Anda mengambil paket ini, tenang ada mobil 4WD yang bisa mengantarkan pengunjung ke pantai yang sepi, indah, dan masih sangat alami ini.

Melepas tukik-tukik ke lautan lepas, semoga ekosistem semakin terjaga. | Foto: dokpri
Melepas tukik-tukik ke lautan lepas, semoga ekosistem semakin terjaga. | Foto: dokpri

Selama sekitar 15 menit, kita akan melewati jalanan layaknya lintasan off road. Jalanan tanah berbatu dengan kubangan di sana sini sungguh seru, apalagi di kiri kanan berupa hutan dengan suara desiran angin, gesekan daun, dan suara aneka binatang. Seru dan mendebarkan. Tapi setelahnya Anda akan disuguhi pemandangan pantai yang sangat indah, pasir yang putih, perbukitan dan tebing hasil ukurin alam yang cantik, dan pandangan lepas pantai ke Samudera Hindia.

Apalagi Anda bisa melepasliarkan tukik yang imut nan lucu itu ke pasir pantai sebuah pengalaman yang akan membekas di ingatan Anda dan anak-anak Anda. Menyaksikan makhluk hidup berjuang melawan derasnya ombak pantai agar bisa kembali ke habitat aslinya di lautan akan menyadarkan Anda betapa berharganya arti hidup. Mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan tak pantang menyerah dalam menghadapi hidup. Seekor tukik yang kecil dan tampak rapuh tapi penuh semangat  mengarungi lautan luas dengan segala daya dan upayanya.

Rombongan Kompasianers dan Kemenparekraf melepas tukik di Pantai Teluk Ujung TWA Gunung Tunak Lombok | Foto: dokpri
Rombongan Kompasianers dan Kemenparekraf melepas tukik di Pantai Teluk Ujung TWA Gunung Tunak Lombok | Foto: dokpri

Setelah capek melakukan aktivitas luar. Di depan cottage ada kolam renang yang mepet tebing sehingga pandangan Anda langsung ke lautan. Sungguh indah menikmati sunset dari sini. Anda yang suka foto-foto dijamin akan banyak membawa bekal kenangan. Siapkan memori kamera yang besar.

Selain itu pihak cottage juga menyediakan instruktur yoga jika dibutuhkan. Di tepi kolam menghadap ke lautan lepas sambil olah tubuh dan olah jiwa, liburan Anda akan terasa sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun