Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Wisata Horor Bikin Nyali Kendor

30 Oktober 2021   07:02 Diperbarui: 1 November 2021   01:05 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan itu beberapa kali dilakukan hingga terjadi peristiwa yang membuat saya kapok ikutan nongkrong di warung tersebut. Suatu malam setelah pulang jalan santai "berburu hantu", si Teteh menggelepar terjatuh di lantai di depan warung.

Dari mulutnya keluar suara- suara tidak jelas sambil tubuhnya bergerak-gerak seperti sedang melawan sesuatu. Semua kaget, saya kaget bin panik. Beruntung satu teman saya sigap membantu dengan doa dan tenaga dalam.

Setelahnya si Teteh pingsan. Saat sadar baru menceritakan kalau ada yang tidak senang dengan "wisata horor" yang kami lakukan sehingga kami diserang. Waktu itu si Teteh yang diserang karena sedang menstruasi.

Untungnya saya dan dua teman lain yang sekadar ikut-ikutan tidak diserang. Sejak itu "wisata horor" berakhir dan saat nongkrong pun topik horor diusahakan dihindari. Minimal buat saya ada pilihan untuk melipir jika sudah mulai tidak nyaman.

Tapi dari masa-masa itu ada sedikit pengetahuan dan pengalaman tentang hal-hal metafisik yang saya dapatkan. Tentang warna aura seseorang, tentang khodam atau qarin seseorang, kepekaan, dan lainnya.

Di dalam agama Islam yang saya anut pun dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia di dunia selain dengan makhluk hidup kasat mata, seperti hewan dan tumbuhan dan juga makhluk tak kasat mata seperti malaikat dan jin.

Intinya sebagai manusia kita harus menjaga sikap di mana pun dan kapan pun. Kita hidup di dunia berdampingan dengan makhluk lain. Ada yang bisa berinteraksi ada juga yang tidak. Yang penting jangan saling ganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun