Kegiatan itu beberapa kali dilakukan hingga terjadi peristiwa yang membuat saya kapok ikutan nongkrong di warung tersebut. Suatu malam setelah pulang jalan santai "berburu hantu", si Teteh menggelepar terjatuh di lantai di depan warung.
Dari mulutnya keluar suara- suara tidak jelas sambil tubuhnya bergerak-gerak seperti sedang melawan sesuatu. Semua kaget, saya kaget bin panik. Beruntung satu teman saya sigap membantu dengan doa dan tenaga dalam.
Setelahnya si Teteh pingsan. Saat sadar baru menceritakan kalau ada yang tidak senang dengan "wisata horor" yang kami lakukan sehingga kami diserang. Waktu itu si Teteh yang diserang karena sedang menstruasi.
Untungnya saya dan dua teman lain yang sekadar ikut-ikutan tidak diserang. Sejak itu "wisata horor" berakhir dan saat nongkrong pun topik horor diusahakan dihindari. Minimal buat saya ada pilihan untuk melipir jika sudah mulai tidak nyaman.
Tapi dari masa-masa itu ada sedikit pengetahuan dan pengalaman tentang hal-hal metafisik yang saya dapatkan. Tentang warna aura seseorang, tentang khodam atau qarin seseorang, kepekaan, dan lainnya.
Di dalam agama Islam yang saya anut pun dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia di dunia selain dengan makhluk hidup kasat mata, seperti hewan dan tumbuhan dan juga makhluk tak kasat mata seperti malaikat dan jin.
Intinya sebagai manusia kita harus menjaga sikap di mana pun dan kapan pun. Kita hidup di dunia berdampingan dengan makhluk lain. Ada yang bisa berinteraksi ada juga yang tidak. Yang penting jangan saling ganggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H