Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika KD Buka-bukaan Gaji Gede

19 September 2021   07:00 Diperbarui: 19 September 2021   07:12 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: dprri.go.id

Artis yang juga anggota DPR Krisdayanti alias KD buka-bukaan tentang gajinya di DPR.

Berawal saat KD tampil di podcast milik mantan anggota DPR Akbar Faizal di saluran youtube. KD dipancing dengan pertanyaan berapa gaji yang diterimanya sebagai anggota DPR.

Tak ada yang salah dengan jawaban KD. Meskipun awalnya dia agak menahan diri tapi akhirnya keluar juga rincian yang dia terima sebagai wakil rakyat.

Setiap tanggal satu tiap bulan KD menerima 16 juta rupiah sebagai gaji pokok, lalu di tanggal lima masuk lagi sebesar 59 juta rupiah sebagai tunjangan-tunjangan.

Lalu ada dana aspirasi sebesar 450 juta rupiah sebanyak 5 kali dalam setahun yang berarti setiap anggota DPR menerima 2,250 milyar rupiah.

Ada lagi dana kunjungan ke dapil sebesar 140 juta rupiah sebanyak 8 kali dalam setahun atau 1,120 milyar rupiah.

Jumlahnya tampak besar tapi KD kembali menjelaskan bahwa ada kewajiban dari setiap anggota untuk menemui konstituennya di dapil mana anggota tersebut terpilih.

KD masuk ke parlemen setelah menang suara dari dapil Jawa Timur V, yang mencakup Batu Malang sebagai tanah kelahiran dan kampung halamannya. Di Senayan, KD bergabung di Komisi IX yang menangani masalah kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan.

Menurut pengakuannya,  KD menghabiskan dana hingga 3 milyar saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR. Jumlah yang relatif kecil di sistem demokrasi kita yang masih seperti ini, di mana kampanye, sosialisasi, atau apapun namanya membutuhkan biaya.

Jika dibandingkan caleg lain yang bisa menghabiskan puluhan milyar untuk bisa melenggang ke Senayan maka bisa dipastikan popularitas KD adalah senjata ampuh untuk menarik suara rakyat.

Secara hitung-hitungan kasar dan hanya mengambil dana aspirasi dan dana kunjungan dapil saja yang bisa mencapai 3,370 milyar rupiah maka "investasi" KD sudah balik modal dalam setahun.

Tapi jika dihitung dari penghasilan KD sebagai artis tentu saja jumlahnya kalah jauh. Saat ini pun, meski dia sibuk berkantor di Senayan, tidak ada larangan baginya untuk tetap menjalankan profesi lamanya sebagai artis.

Menurutnya dia masih dibolehkan menerima tawaran manggung atau pekerjaan lain di hari libur atau di luar jam kantor. Selama tidak mengganggu waktu atau ada conflict interest dengan posisinya sebagai anggota DPR.

Di masa keemasannya, KD pernah tercatat sebagai artis termahal di Indonesia, baik sebagai penyanyi maupun sebagai pemain sinetron. Kebesaran namanya sebagai artis tidak hanya diakui di dalam negeri tapi juga di negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Bahkan sebuah stasiun televisi global pernah memasukkanya dalam jajaran artis top di Asia.

Jadwal show KD antre bagaikan gerbong kereta yang tidak putus-putus. Dalam sehari dia bisa menyanyi di beberapa tempat dan beberapa kota. Tarif sekali show pukul rata 200 juta rupiah. Penghasilan 1 milyar sehari pasti pernah dia dapatkan. Tak heran gelar diva pun disematkan padanya.

Lalu apa salah KD membuat pengakuan berapa gajinya di DPR? Kenapa dia harus "dipanggil" fraksinya sendiri lalu membuat pernyataan maaf telah membuat "keributan"?

Jumlah gaji dan tunjangan anggota DPR sebenarnya tidak rahasia. Semua ada di website resmi DPR. Jejak digital media pun banyak tersebar. Jadi apa yang diungkap KD bukanlah suatu kesalahan. Dia sebagai narasumber menjawab pertanyaan pewawancara.

Mengenai jumlahnya yang dianggap besar pun tentu kita semua sudah mafhum. Mau apa lagi lha wong ada undang-undangnya kok. Buat saya selama mendapatkan yang sah itu halal.

Justru yang harus diawasi dan dipermasalahkan adalah jika ada pendapatan tidak sah dari seorang anggota dewan. Pendapatan yang mengarah pada korupsi atau kongkalingkong pemufakatan jahat lainnya.

Selain itu tentu saja pengawasan atas kinerja mereka. Apa saja yang sudah mereka hasilkan untuk rakyat. Berapa UU dan kebijakan yang sudah digolkan untuk kesejahteraan rakyat. Apa saja aspirasi rakyat yang mereka perjuangkan di gedung yang terhormat itu.

Yang harus diingat semua orang yang sudah dan ingin duduk di Senayan, menjadi anggota DPR itu tidak mudah. Harus punya tekad kuat dan niat lurus pengabdian pada negara dan untuk rakyat yang diwakilinya.

Itu saja dulu. Pengabdian untuk rakyat. Tanpa embel-embel apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun