Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelombang Duka

23 Juni 2021   08:17 Diperbarui: 23 Juni 2021   09:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duka tak berhenti datang,
Berbilang bulan tak jua hengkang,
Bencana yang tak diundang,
Kenapa betah melenggang?

Aturan tak tegas,
Atau kita yang abai,
Semua berdalih,
Lidah paling mudah menjilat ludah,

Pengorbanan tak lagi penting,
Semua menyelamatkan diri masing-masing,
Semua mengutamakan golongan masing-masing,
Sebodo amat yang penting selamat,

Semua abai,
Semua terbuai,
Semua lalai,
Hingga melayang helai demi helai,

Bahaya,
Tidak bahaya,
Waspada,
Santai semata,

Duka,
Berjilid bergelombang,
Kenapa bisa?
Di mana asa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun