Tanggal 13 Okt 2023 yang lalu, Israel memberi ultimatum: Dalam waktu 24 jam penduduk Gaza Utara harus berpindah ke Gaza Selatan. Sebab, Israel akan segera menyerang Gaza Utara untuk melenyapkan Hamas dan kekuatan perangnya.
Bayangkan, dalam 24 jam 1,1 juta orang harus meninggalkan tempat tinggalnya, menempuh perjalanan sekitar 25 km dengan tanpa pengharapan kecuali untuk tidak mati dibombardir Israel. Itulah kekejaman perang.
Mari merenungkan peristiwa tersebut dalam tuntunan Kitab Yesaya 14:28-32, "Ucapan ilahi terhadap Filistea". Di sini, saya akan mengutip tiga ayat saja dari www.alkitab.sabda.org. (Yesaya, abad ke-8 SM)
Apa yang akan terjadi?Â
Beberapa hari ini, penderitaan sangat dirasakan oleh penduduk Palestina di Gaza. Pada ketika yang sama, para pendukung Hamas berteriak memprotes, menuduh, mengancam, dan mengutuk Israel. Tetapi, tampaknya Israel tidak terpengaruh, Israel tidak akan mundur.
Mari lihat nubuat tentang sikap Israel ini.
Ayat 31:
Merataplah, hai pintu gerbang! Berteriaklah, hai kota! Gemetarlah, hai segenap Filistea! Sebab di sebelah utara sudah mengepul asap perang, dan barisan musuh maju tanpa ada yang mundur.Â
Ular beludak dan naga terbangÂ
Sejarah mencatat, dua ribu tahun yang lalu bangsa Israel dicerai-berai menyebar ke segenap penjuru dunia. Bangsa Israel tidak mempunyai kekuatan dan harus meninggalkan tanah leluhur mereka. Tetapi, walau berada di tempat jauh, mereka tetap sadar dan memelihara jati-dirinya.
Penganiayaan dan pembantaian di zaman Hitler membuat mereka sadar harus berkumpul dan berdiri sebagai suatu bangsa di dalam negara yang merdeka, Israel.
Yesaya menyebut mereka ini sebagai "ular beludak".