Mohon tunggu...
Pius Sumaktoyo
Pius Sumaktoyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - programmer lepas Ruby on Rails, C++

programmer komputer, wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Katolik Menjawab Eggi Sudjana tentang Trinitas (1)

9 Oktober 2017   18:13 Diperbarui: 9 Oktober 2017   18:31 2193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Eggi Sudjana dikutip mengatakan bahwa agama Kristen tidak sesuai dengan Pancasila. Alasan Eggi, karena Kristen mengajarkan trinitas, yang intelektualitas Eggi mengartikannya sebagai "menyembah tiga tuhan?" [sumber]

Sebagai pengikut ajaran Yesus Kristus, saya ingin menjelaskan apa yang saya percaya, yang dengan ini sekaligus menunjukkan kekeliruan Eggi dalam menilai iman Kristen. Saya mendasarkan penjelasan ini atas isi Injil yang saya yakini kebenarannya.

Tuhan itu esa

Injil memberi petunjuk tentang keesaan Tuhan dan tentang hidup kekal yang datang melalui mengenal satu-satunya Allah yang benar.

(Markus 12:29)' Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."

(Yohanes 17:3)'"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."

Kutipan tadi memberi bukti iman Kristen percaya dan diharuskan untuk mengenal bahwa "Tuhan itu esa" bahwa hanya ada "satu-satunya Allah yang benar", dengan demikian, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa iman Kristen bertentangan dengan sila pertama dari Pancasila.

Selanjutnya, saya akan masuk kepada penjelasan yang cukup rumit.

Tuhan menjadi manusia

Iman Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjelma manusia (menjadi manusia, Yohanes 1:14, Lukas 1:35). Bersamaan dengan itu, dan berlangsung hingga kini, memang, kebenaran Allah yang menjelma manusia terasa membawa komplikasi. Kebenaran itu dan kumpulan cara pewartaan yang menyertainya kadang terasa bertentangan dengan intelektualitas manusia. Dalam hal ini secara individu Eggi berhak merasa benar, karena intelektualitasnya terusik.

Manusia adalah kompleksitas. Kumpulan manusia adalah kumpulan kompleksitas. Ditambah dengan kebebasan yang melekat pada setiap individu maka, kesadaran manusia, iman manusia, pengenalan manusia akan Tuhan, tidak bersifat hasil dikte melainkan aneka hal yang bertumbuh secara positif. Dalam konteks ini, mengenal Allah yang menjelma manusia bukanlah hasil dikte melainkan kesadaran yang bertumbuh bersama dengan penerimaan seseorang untuk mau berjalan menyusur jejak pengajaran Yesus Sang Manusia Ilahi.

Ketika seorang manusia bersaksi tentang Yesus, kesaksiannya bisa saja salah. Ketika Yesus bersaksi tentang diri-Nya, kesaksian-Nya tidak mungkin salah.

Yesus dan Bapa adalah satu

Kutipan ayat-ayat Injil yang berikut menunjukkan bahwa "Yesus dan Bapa adalah satu."

(Yohanes 10:30) "Aku dan Bapa adalah satu."

(Yohanes 12:45) "Dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku"

(Yohanes 14:7) "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

(Yohanes 14:9) "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami."

Kecuali orang bisa menunjukkan fakta ketidakbenaran kata-kata Yesus tersebut, kutipan di atas memberi kesaksian bahwa "Yesus dan Bapa adalah satu."

Yesus dan Roh Kudus adalah satu

Injil juga menunjukkan bahwa "Yesus dan Roh Kudus adalah satu."

Injil Lukas bab satu memuat kisah malaikat datang kepada perawan Maria yang terkejut menerima berita tentang apa yang akan terjadi. 

(Lukas 1:35) Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."

Perhatikan, Roh Kudus turun atas Maria, dan Maria, melahirkan Yesus. Ini menunjukkan bahwa Yesus dan Roh Kudus adalah satu.

Tetapi, dikatakan bahwa suatu perkara memerlukan setidaknya dua bukti. Untuk itu, saya akan menambahkan kutipan lain.

Yesus meninggalkan pesan tersembunyi tentang Roh Kudus dan tentang mata duniawi manusia yang tidak mampu melihat Roh Kudus.

(Yohanes 14:17) ".... Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. ...."

(Yohanes 14:18) "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu."

(Yohanes 14:28 ) ".... Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu."

Manusia melihat dengan mata. Dengan matanya, manusia melihat apa yang mewujud di depannya, dan pikiran meyakini kebenaran dari apa yang dilihat oleh mata.

Tetapi, "Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia (Yohanes 14:17)."  Ayat ini mempunyai makna bahwa dengan mata badan (mata duniawi) manusia tidak (mungkin bisa) melihat kehadiran Roh Kudus. Orang perlu bergeser kepada menggunakan mata jiwa, dan merenung lanjut sampai pikiran menjadi yakin akan kebenaran yang dikenal melalui mata jiwa.

Seperti Ia katakan dalam Yohanes 14:18,28, Yesus berjanji tidak akan meninggalkan para murid sebagai yatim piatu, Yesus akan kembali.

Apakah Yesus menepati janji? Benarkah Yesus datang kembali? Saya percaya bahwa Yesus sudah datang sebab Yesus pasti menepati janji.

Ya, Yesus sudah datang kembali; bukan dalam sosok yang bisa dilihat oleh mata badan para rasul atau oleh mata badan kita, tetapi, Yesus telah datang dan kita boleh mengenal-Nya sebagai Roh Kudus. (Lihat kembali, Lukas 1:35; Yesus dan Roh Kudus adalah satu.) Dari itu bisa disimpulkan berdasar bukti ini bahwa "Yesus dan Roh Kudus adalah satu."

Kesimpulan

Yesus adalah Yesus, Allah yang menjadi nyata bagi manusia, Allah yang menyatakan diri-Nya kepada manusia; Yesus dan Bapa adalah satu; Yesus dan Roh Kudus adalah satu. Bapa dan Putera (Yesus) dan Roh Kudus adalah satu.

Ajaran Kristen tentang trinitas, tentang Allah Tritunggal, bukan untuk berkata tentang atau untuk ditafsirkan sebagai tiga yang dipersekutukan (sebagaimana yang mungkin diterima oleh intelektualitas seorang Eggi Sudjana) tetapi trinitas adalah cara pewartaan oleh Gereja, tentang Allah, Tuhan yang esa, yang menjadi manusia.

Kompleksitas Isi Alkitab

Penjelasan ini kurang lengkap tanpa penjelasan tentang ayat-ayat Alkitab yang nampak tidak mendukung keilahian Yesus. [bagian ke-2]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun