Keberadaan pandemic virus corona (Covid-19) yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait.
Saat masa pandemi melanda di Indonesia, semuanya mengalami perubahan kala itu. Hari-hari terasa berat,tidak semangat dalam melakukan aktivitas dan kurang menyenangkan karena semuanya serba di batasi,segala aktivitas dilakukan secara daring di rumah masing-masing.Â
Sebagai tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB),Pada kondisi pandemi kita menghadapi situasi yang berubah dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan  yang terjadi saat pandemi covid-19 ini  sangat luar biasa, tidak hanya orang dewasa yang merasakan akan tetapi anak-anak juga merasakan perubahan tersebut.
Anak usia dini disebut juga dengan golden age atau masa keemasan. Yang mana seharusnya anak-anak merasakan kebebasan bermain dengan teman-teman sebayanya, karena masa pandemi ini anak-anak hanya bisa berdiam di rumah masing-masing. (Yamin dan Sabri Sanan, 2013) Anak pada masa emas mengalami kemajuan yang sangat pesat, oleh karena itu anak memerlukan rangsangan yang tepat dari keluarga dan orang-orang sekitarnya. Anak mulai belajar dan menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan anak lain, bergurau, melucu serta mampu merasakan apa yang sudah dirasakan oleh orang lain. Pada masa emas, untuk pertama kalinya anak memahami adanya reaksi emosi yang berbeda-beda pada beberapa orang.
Pada masa pandemi ini setiap orang tua dituntut untuk menjadi guru bagi anak-anaknya,orang tua sangat berpengaruh dalam mendampingi kesuksesan anak selama belajar di rumah,orang tua memegang peranan penting dalam memotivasi anak, karena orang tualah yang paling banyak berinteraksi dengan anak sehingga orang tua memaksimalkan peran utamanya tersebut dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua sebagai pendidik yang paling utama selama pembelajaran dari rumah harus menyediakan waktu dan lingkungan belajar yang efektif serta menyenangkan agar anak dapat mengembangkan kemampuan dan tercapai tujuan pembelajarannya.
Kecerdasan emosional adalah bagian penting dari pertumbuhan untuk dapat bertahan melewati masa-masa yang sulit seperti ini.Â
Menurut American Psychological Association, kecerdasan emosional juga memungkinkan seseorang untuk memproses informasi emosional dan menggunakannya dalam penalaran maupun aktivitas kognitif lainnya. Setiap orang membutuhkan keterampilan ini agar berhasil dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Situasi anak yang sedang mengalami tantrum ini bisa menjadi momen bagi orangtua untuk membangun kecerdasan emosional yang lebih intens.
Di masa pandemi ini mungkin banyak sekali anak-anak yang merasa sedih,bosan bahkan ada saja anak yang sering marah atau merengek karena tidak bisa bermain dengan teman-teman sebayanya.
" Willard mengatakan, perilaku ini mungkin disebabkan anak-anak tersebut sedih karena merindukan teman atau rutinitasnya sebelum pandemi. "Mereka merasakan emosi yang sama seperti orang dewasa tentang pandemi," ungkap Willard.
"Bedanya, anak-anak mengekspresikan dengan cara lain, seperti menangis, memotong rambut, berteriak, menjerit, berdebat, dan berkelahi dengan saudaranya," sambung dia.
Dengan demikian adanya kecerdasan emosional yang tinggi seseorang dapat memiliki pemahaman kesadaran diri yang baik tentang emosi dirinya sendiri, memiliki kemampuan mengatur diri, kemampuan untuk senantiasa mendorong diri untuk mencoba yang terbaik, memiliki pemahaman yang baik tentang orang-orang di sekitarnya serta senantiasa memelihara hubungan sosial.
Maka dari itu,berikut upaya mengembangkan kecerdasan emosional anak di masa pandemi:
1. orangtua harus memberikan kebebasan atau ruang untuk anak dalam melakukan aktivitas.
Memberikan energi positif atau contoh yang baik pada anak.
Menyadari emosi anaknya, yaitu orangtua merasakan apa yang dirasakan oleh anak mereka
Mendengarkan dengan penuh empati dan meneguhkan perasaan anak tersebut;