Mohon tunggu...
Kholida Ulvi
Kholida Ulvi Mohon Tunggu... MAHASISWA -

Be Self

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melihat Malang Melalui Biji Kopi "Kedai Kue Sara" bersama Malang Sejuta Kopi

22 April 2018   00:53 Diperbarui: 22 April 2018   01:38 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi bersama mas J dan rekannya (Dok. Pribadi)

Saya melihat Malang dari sisi yang berbeda. Bukan dari pandangan Malang kota tua, Malang kota bunga, atau Malang apalah namanya! Namun saya melihat ada berjuta potensi sumber daya dan berjuta potensi pula sumber alamnya. Keindahan kota Malang tidak diragukan lagi, meski kini sumuk dengan kemacetan, namun alam Malang seperti nalar yang tidak bisa dilepaskan.

Keindahan Malang salah satunya adalah di kelilinginya kota Malang oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi. Tak hanya behenti disitu, kota Malang juga kaya akan kuliner. Namun kali ini saya bukan membahas tentang makanan ataupun wisata Malangan. Kini saya akan membahas sesuatu yang tersembunyi dari Malang Raya. Apakah itu ?

Kopi . . .

Malang Raya yang terdiri dari Kabupaten Malang, kota Malang, dan kota batu merupakan penghasil kopi yang unggul dan sering menjadi menu unggulan disetiap kedai kopi. Berbicara tentang kedai kopi. Hari ini telah hidup sebuah gerakan Malang sejuta kopi dimana gerakan ini melihat sebuah keresahan dari kota penghasil kopi, namun masih banyak yang tidak tahu menahu mengenai kopi Malang.

Gerakan ini yang juga bekerjasama dengan bolang (bolgger kompasiana Malang) berinisiatif untuk melihat Malang dari biji kopi. Dimana kopi hari ini sudah menjadi ideologi bagi selaga lini kehidupan. Kopi tak lagi hanya bisa dinikmati oleh kaum lelaki, namun hari ini perempuan pun juga mempunyai rasa yang berbega dengan kopi.

Atmosfer perubahan zaman sangan terasa dikota Malang, tumbuhnya bisnis, gaya hidup, hingga budaya menjadi salah sedikit dari berbagai macam alasan perubahan zaman. Kopi pun sama, kopi hari ini juga dapat sebut bisnis, gaya hidup maupun budaya. Hal ini yang menyebankan kopi telah menemukan eksistensinya. Eksistensi seperti apa?

Komersil, Ideologi, Kebiasaan. . .

Dibuktikan dengan apa? Kedai, warung kopi, cafe, dsb. Seperti kedai Kue Sara yang berletak di jl. Soetomo nomor 12 klojen, Kota Malang. Jika kita mendengar seperti bukan kedai kopi bukan? Ya memang benar, dulunya kedai Kue Sara merupkan toko kue yang bisa dibilang lagend di kota Malang, namun sesuai dengan usulan beberapan pengunjung yang menyarankan untuk dibukanya tempat duduk, dimana kue yang dijual dapat dinikmati di tempat.

Hal inilah yang mendorong terbentuknya kedai di dalam kedai kue tersebut. Rencana ini telah terealisasi, namun baru berjalan beberapa bulan. Jika kita melihat suasana kedai tersebut, terdapat unsur sejarah didalamnya, dengan arsitektur bangunan tua serta konsep yang yang dibangun juga mempercantik dan mendukung suasananya.

Kedai ini menjual berbagai minuman salah satunya kopi. Kopi mereka ambil dari lokal Malang sendiri tepatnya, daerah dampit kabupaten Malang. Namun, ada beberapa yang mengambil pasokan kopi dari luar wilayah Malang. Hal ini membuktikan bahwa kopi Malang layak bersaing dari kopi lokal lainnya yang berada di luar wilayah Malang ataupun kopi impor.

Bangunan Kedai Kue Sara (Dok. Pribadi)
Bangunan Kedai Kue Sara (Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Adanya gerakan Malang sejuta kopi ini menggerakkan pelaku kreatif yang berperan untuk menyadarkan kepada pelaku bisnis yang benyak bergelut di dunia kopi untuk senantiasa mensuport produk lokal yang ada di Malang Raya, guna mengapresiasi para petani kopi hari ini. Seiring berjalannya waktu kopi hari ini yang menemukan eksistensinya juga menemukan celah kurangnya. Pada dunia bisnis kopi murni hari ini sedikit demi sedikit di gerogoti oleh pelaku industri dengan mengeluarkan brand-brand kopi instan. Hal ini yang sangat disayangkan, Malang dengan penghasil kopi terbesar di indonsia namun banyak yang masih mengonsumsi kopi instan yang memang di ragukan kadar kopi (kafein)nya.

Adapaun harapan yang sama yang dilontarkan oleh mas J seorang barista pemula dimana ia juga mengetahui dan masih terus belajar pula, ia juga berharap agar kedepannya ia dapat belajar serta sharing dengan anggota malang sejuta kopi lainnya guna menambah pengetahuannya serta pengalamannya di dunia kopi.

"Saya masih baru mbak di dunia kopi, saya juga berharap dapat mengetahui dan mengenal kopi lebih banyak" ujar mas J. Hal ini menjadi semangat bagi saya untuk terus menyuarakan gerakan Malang Sejuta Kopi, dimana saya melihat adanya sebuah harapan didalam biji kopi.

"saya melihat Malang dari dalam biji kopinya"

#Malang Sejuta Kopi

#Bolang "Blogger Kompasiana Malang"

#Malang Bergerak

 #Malang yang Tersembunyi dari Biji Kopi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun