Para Mahasiswa dengan bunga yang siap dibagikan
Efi berbaring di tempat tidur rumah sakit tanpa alas kepala. Pelipis dan dahinya terlilit dengan benang jahit. ‘Saya mendapati diri saya sudah di rumah sakit dengan luka saat saya sadarkan diri’ katanya. ‘Yang saya ingat terakhir kali saya tiba-tiba terjatuh saat saya berjalan di dalam rumah’ imbuhnya selanjutnya. Ia di rumah sakit seorang diri tanpa ada yang menunggunya. Ia hanya sesekali di kunjungi oleh para tetangganya. Matanya berkaca-kaca saat beberapa mahasiswa dari Universitas Diponegoro Semarang, yang bergabung dalam Selem Community mengunjunginya di salah satu rumah sakit di Semarang, 15 Desember 2013. Ia menyampaikan terima kasihnya dengan terpatah-patah saat para mahasiswa itu menyerahkan sebuah bunga yang bertuliskan, ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu’ dan ‘Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah menambah kesedihan’. Hal yang sama juga dirasakan Kamto dan delapan puluh pasien lainnya yang berhasil dikunjungi hari itu. Kamto, pria asal Solo yang juga mantan pejabat di Dephankam itu, dengan haru mengatakan, ‘Saya tidak habis pikir adik-adik mahasiswa memiliki kepedulian seperti ini mengunjungi orang-orang sakit tanpa membeda-bedakan apa pun agama dan asal daerahnya di rumah sakit seperti ini, terima kasih adik-adik’ dengan mata berkaca-kaca.
Selem (Student Led Movement) Community adalah sebuah komunitas yang dibentuk untuk menerapkan nilai-nilai alkitabiah melalui pendalaman Alkitab, latihan-latihan seperti latihan pemuridan, latihan kepemimpinan rohani dan kepedulian kepada sesama. Natal Tahun 2013 dirayakan dengan cara berbeda oleh kelompok mahasiswa ini, mereka mengunjungi  para pasien di rumah sakit  untuk berbagi sukacita, dalam acara yang bertajuk, ‘Chrstmas Care’. Christmas Care dilakukan dengan dasar bahwa Kristus datang untuk semua orang tanpa terkecuali. Saat kelahiran-Nya, Ia diberitakan kepada orang-orang termarginalkan (para gembala), orang-orang jauh (para Majusi), orang-orang dekat (penduduk Yerusalem) dan raja-raja (Herodes). Selama di dunia Ia dekat dan banyak menolong orang-orang yang menderita termasuk mereka yang sakit dan lemah tubuh.
Ruth salah seorang mahasiswa yang ikut dalam acara itu berkata, ‘Berbuat kasih itu sangat menyenangkan walau pun hanya melalui setangkai bunga’. Melalui acara Christmas Care ini para mahasiswa ingin menyampaikan pesan bahwa merayakan natal seharusnya menyentuh orang-orang yang menderita. Tak sekedar dirayakan dengan kemewahan dan dekorasi yang wah, menghabiskan biaya besar untuk berpesta di gedung-gedung mewah tetapi kemiskinan, kebodohan dan penderitaan ada dimana-mana. Selem Community mengucapkan, ‘Selamat Natal’ yang merayakannya dan selamat menyongsong Tahun Baru 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H