Mohon tunggu...
Fitriyah Ar
Fitriyah Ar Mohon Tunggu... Lainnya - Cerita Fitri

Seorang Mahasiswa yang ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salah Jurusan

3 Maret 2019   13:51 Diperbarui: 3 Maret 2019   14:27 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang diketahui sebenarnya hampir semua orang merasakan kebingungan ketika masih akan menentukan jurusan dan bisa dipastikan semua mahasiswa pernah bertanya-tanya apakah jurusan yang diambil sudah sesuai dengan passion masing-masing atau tidak atau bahkan malah berada di jurusan yang justru salah.

Hal ini sangat wajar karena dengan begitu mahasiswa tersebut memikirkan masa depannya. Proses pemilihan jurusan setiap siswa berbeda-beda ada yang masuk jurusan tertentu karena memang suka ada juga yang mungkin dengan terpaksa karena keadaan ekonomi, keadaan orang tua sehingga memilih jurusan yang pada akhirnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Prof. Hadi Susanto dalam bukunya yang berjudul "Tuhan pasti ahli matematika" bercerita bahwa beliau sering menerima curhat dari seseorang mahasiswa yang "salah jurusan" seperti masuk jurusan Matematika padahal tidak suka berhitung, adapula yang masuk juruasan agama padahal sejak kecil tidak pernah mondok dan lain sebagainya. Hal ini persis seperti yang sedang saya alami, namun dibuku tersebut Hadi Susanto menegaskan bahwa kesuksesan seseorang tidak bergantung oleh apa yang melatarbelakanginya namun bergantung pada apa yang diperoleh.

Salah satu cerita yang sangat menginspirasi adalah cerita dari sahabatnya sendiri Bang Anto yang sering pindah-pindah jurusan ketika S3 di Belanda karena merasa kurang cocok mulai dari jurusan Matematika di Twente, Jurusan Psikologi di Tilburg dan untuk yang terakhir kali beliau bertahan dijurusan Ekonomi Universiteit Maastrich sampai lulus. Hebatnya setelah lulus beliau langsung mendapatkan pekerjaan.

Seperti yang dialami oleh sahabat baik Prof. Hadi Susanto beliau berkata jika masih ada mahasiswa yang merasa salah jurusan maka ingatlah teori ayam bubur ini "jika nasi sudah terlanjur menjadi bubur maka tinggal ditambah cekwe, kacang, kerupuk, sambal, ayam dan lain-lain agar menjadi bubur ayam spesial". Maksudnya tidak ada kata terlambat dalam hal belajar karena sejatinya Tawaran pekerjaan mengikuti prestasi bukan bidang studi.

Contoh fakta lain adalah seorang motivator yang hebat Mario Teguh yang selama ini kita kenal ternyata tidak pernah memiliki riwayat bersekolah dan kuliah dijurusan motivasi, namun beliau mampu menjadikan dirinya sebagai motivator hebat.

Bahkan Steve Jobs, Bill Gates dan Mark Zuckerberg tidak pernah tamat kuliah, akan tetapi apa yang terjadi?

Justru mereka bisa mencapai kesuksesan yang begitu tinggi, karena pada dasarnya jurusan dan perkuliahan tidak selalu menentukan kesuksesan.

Namun yang saya ketahui semua orang sukses tidak akan pernah menyia-nyiakan waktunya, boleh saja memiliki pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan apa yang pernah dipelajari di perkuliahan, namun yakinlah apapun yang pernah dipelajari tidak ada yang sia-sia.

Daftar Pustaka
Susanto, Hadi. (2015) Tuhan Pasti Ahli Matematika! Yogyakarta PT. Bentang Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun