Sejak masuk ke negeri ini, tahun 1865, teknologi kereta api punya banyak kisah, terutama dalam pengembangannya.
Berawal dari jalur 26 KM antara Semarang ke Grobogan, sampai akhirnya saat ini sepanjang pulau Jawa, juga ribuan KM di Sumatera, dan mulai merambah Sulawesi.
Pembangunan di Jawa dengan kepadatan lalu lintas kereta api, dan naiknya jumlah penumpang serta angkutan barang mengharuskan PT KAI selalu operator dan Dirjenka selaku pembuat regulasi di bawah Kementerian Perhubungan mencoba memikirkan solusi terbaik dalam menjawab semua tantangan.
Pembuatan jalur ganda (double track) adalah ditujukan untuk membuat kuantitas kereta yang lewat bisa lebih banyak. Hal ini tentu mempunyai banyak dampak. baik positif maupun negatif. Semua tergantung sudut pandang kita.
Dampak positif tentunya adalah kualitas pelayanan kereta api akan lebih bagus, terutama dalam faktor ketepatan waktu, jumlah penumpang yang lebih banyak, kecepatan waktu tempuh yang lebih bagus, dan mengurangi terjadinya kecelakaan.
Dampak resiko lain dari pembangunan double trackadalah, penggunaan lahan yang yang lebih banyak, ini berhubungan dengan pemanfaatan aset di lapangan. Juga biaya pembangunan yang cukup tinggi.
Dalam pembangunannya tidak terlepas dari apa yang namanya kendala. Baik kendala dalam lahan yang dilewati, karena banyak aset lahan KAI yang coba diduduki pihak lain, ada juga kendala waktu.
Kendala waktu karena pembangunan jalur ganda adalah pembangunan jalur baru yang dilakukan di sebelah (sejajar) dengan jalur lama. Sehingga saat melakukan pembangunan pun para pekerja juga harus ekstra hati-hati karena setiap hari bisa sampai 100 kali kereta yang lewat.
Dengan trafik yang cukup padat, kelengahan sedikit bisa saja terjadi kecelakaan kerja. Seperti yang terjadi di Ngawi, 6 April 2018, saat truk pengangkut bantalan kereta tersambar kereta yang lewat.
Gerbong yang keluar dari jalur mengangkibatkan jalur kereta untuk sementara tidak bisa dilewati.
Meskipun sudah berusaha di cegah saat sebelum kejadian, tetapi yang namanya kecelakaan, banyak faktor bisa jadi penyebabnya. Human error maupun kendala teknis pun bisa terjadi.
Di posisi siapapun kita, di posisi masinis, sopir truk, penumpang kereta atau pekerja di jalur kereta, pasti kita tidak menginginkan kecelakaan ini terjadi.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa perlu adanya pengawasan yang lebih baik dalam setiap pengerjaan pembangunan double track. Pelajaran yang cukup mahal biayanya dalam menuju kualitas pelayanan dan penanganan yang lebih baik.
Kontrol pengawasan dan pengamanan di lapangan menjadi bagian yang tidak boleh ditawar nantinya.
Pembangunan perkeretaapian di Indonesia akan terus berlanjut dan berlanjut. Semua pihak harus bersinergi dengan baik, dan patuh pada semua prosedur yang telah ditentukan, baik prosedur pembangunan maupun keselamatan!
Jakarta | 7 April 1018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H