gambar: wikipedia.org
Sudah 23 tahun berlalu dan saat itu saya masih duduk di kelas 3 SMA. Dengan aneka kegiatan sekolah dan menikmati ‘nakal’nya masa remaja, kegiatan usai sekolah tidak pernah terlewatkan dengan laga main bola plastik di pekarangan sekolah.
Pokoknya yang namanya kegiatan olahraga seakan tidak pernah terlewatkan. Bahkan setiap acara pesta olahraga Olimpiade Seoul tahun 1988 yang saat itu sedang berlangsung dan disiarkan melalui televisi, tidak pernah luput dari pantauan. Apalagi kalau yang namanya pertandingan tinju dan sepak bola.
Disela-sela acuh tak acuh terhadap kontingen Indonesia saat itu, tiba-tiba saja dunia dikejutkan dengan singsingan anak panah yang mampu menancap dengan telak pada papan target saat pertandingan cabang panahan.
Atlit panahan Indonesia yang saat itu diwakili mbak Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani mempersembahkan sesuatu yang sangat berharga dan bersejarah bagi kontingen Indonesia.
Olimpiade ke 24 yang diselenggarakan di Seoul Korea Selatan pada 17 September - 2 Oktober 1988 tersebut menjadi saksi sejarah bagi dunia olahraga Indonesia. Di pesta olahraga itu, tiga srikandi Indonesia berhasil menorehkan medali bagi kontingen Indonesia. Walaupun hanya medali perak, inilah medali pertama dalam sejarah keikutsertaan Indonesia pada olimpiade.
Kabar keberhasilan kontingen Indonesia segera menyebar ke tanah air dan srikandi pembawa harum nama bangsa tersebut disambut dengan antusias setibanya di tanah air.
Keberhasilan trio pemanah tersebut seakan mampu membius dan mengilhami atlit-atlit Indonesia di setiap ajang olimpiade berikutnya. Buktinya, pada Olimpiade Atlanta tahun 1992 cabang olahraga bulu tangkis yang secara resmi dipertandingkan di Olimpiade, Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti berhasil menyabet 2 medali emas. Pada setiap olimpade berikutnya Indonesia juga selalu berhasil meraih medali.
Harus diakui, ketiga srikandi Indonesia yang menjadi pahlawan pada olimpiade Seoul tahun 1988 adalah wanita-wanita bertangan besi yang mampu mengilhami dan menjadi pionir atlit Indonesia di setiap olimpiade. Mereka layak sebagai pahlawan  yang mampu menorehkan sejarah Olimpiade Paling Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H