Mohon tunggu...
Pitri Lestari
Pitri Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Sometimes, your best is not good enough

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi-Tradisi Unik Suku Bangsa di Nusantara [Part 2]

10 September 2023   14:06 Diperbarui: 10 September 2023   14:14 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Agung WidiYanto: https://www.pexels.com/id

Bakar Batu merupakan tradisi yang terdapat di masyarakat Papua. Tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Yang Maha Kuasa karena telah memberikan berkah yang melimpah selain itu dilakukan juga ketika ada acara-acara penting seperti pernikahan ataupun penyambutan tamu angung.

Nama lainnya adalah Barapen. Banyak istilah-istilah lain yang digunakan seperti gapii atau mogo gapii dan kit oba isago. Tradisi Bakar Batu menjadi ajang berkumpul warga sekitar sehingga mencerminkan rasa solidaritas dan kebersamaan yang tinggi dari warga di sana. Terdapat tidak tahapan dalam pelaksanaannya yaitu Tahapan Persiapan, Tahapan Membakar Babi, dan Tahapan Makan Bersama.

Tradisi Potong Jari

Tradisi ini menjadi rekam jejak sejarah dan budaya Suku Dani di Papua. Walaupun sudah tidak dilakukan lagi karena dianggap ekstrem, masih banyak ditemukan sesepuh atau orang tua yang memiliki jari yang tidak utuh lagi sebab dulunya melakukan tradisi potong jari (ikapilin).

Jari yang dipotong menunjukkan berapa anggota keluarga yang telah meninggal. Adapun nilai filosofis yang terkandung di dalamnya yaitu "Kehilangan satu angota keluarga, rasanya tidak akan lengkap lagi. Demikian pula jika kehilagan satu ruas jari, tangan tidak akan berfungsi dengan optimal lagi." Jari sendiri melambangkan bentuk persatuan, kerukunan, serta kekuatan dalam diri manusia dan keluarganya.

Bau Nyale

Bau berasal dari Bahasa Sasak yang artinya menangkap dan Nyale artinya cacing laut. Tradisi ini berasal dari Suku Sasak di Lombok, NTB. Saat pelaksanaannya masyarakat akan berusaha untuk menangkap cacing kaut di Pantai Kuta. Masyarakat Lombok mempercayai bahwa cacing-cacing laut atau dikenal dengan sebutan nyale yang ditangkap adalah penjelmaan dari Putri Mandalika. Menurut sejarahnya, Putri Mandalika adalah seorang perempuan cantik yang menceburkan diri ke laut untuk menghidari peperangan antar pangeran yang memperebutkan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun