Pesan moral: Dominasi bukan segala-galanya di pertandingan bola. Mengontrol pertandingan tak berarti memegang penuh kendali atas bola. Efektivitas lebih peting.Â
Setelah saya renungkan ternyata pesan moral itu tidak hanya berlaku saat pertandingan bola saja. Dalam bidang apapun juga rasanya akan tepat.Â
Dimulai dari kata-kata "Dominasi bukan segala-galanya."
Sering kali kita berlomba-lomba untuk terlihat paling dominan saat melakukan aktivitas sehari-hari. Karena dengan terlihat dominan, kita akan dianggap sebagai orang yang mempunyai nilai lebih tinggi dari yang lain. Namun perlu direfleksi kembali "Apakah benar dengan menjadi dominan kita semakin dekat dengan tujuan?" "Atau malah semakin menjauh?"
Dilanjutkan dengan kalimat "Mengontrol pertandingan tak berarti memegang penuh kendali atas bola"
Diibaratkan "bola" adalah kehidupan. Dalam hidup ini, kita tidak bisa mengontrol sepuasnya diri kita. Pasti akan selalu ada ikut campur orang lain.Â
Yang perlu digarisbawahi yaitu "bola ini adalah hidup kita." Memang akan selalu ada kontrol dari orang lain, namun jangan sampai mereka yang memegang penuh kendali.Â
Kalimat terakhir yaitu "Efektivitas lebih peting"
Apa itu efektivitas? keberhasilan dalam mencapai tujuan (kbbi). Maksudnya apa? Jika digabungkan dengan kalimat pertama "Dominasi bukan segala-galanya" Maka akan membuat suatu kesimpulan bahwa "Menjadi dominan tidak terlalu penting dibandingkan efektivitas" Tanpa menjadi dominan pun kita bisa mencapai tujuan.Â
Terakhir ada yang membicarakan juga bahwa Real Madrid ataupun Manchester City keduanya berhasil membobol gawang lawan dengan tembakan jarak jauh. Kenapa? Karena katanya sulit untuk mendekati gawang lawan, karena pertahanan kedua tim sangat kuat.Â
Dari peristiwa itu ada juga pesan yang dapat diambil yaitu "Jika dengan cara ini tidak bisa, masih ada cara yang lain." Dan terbukti bahwa dengan cara lain ini bisa mencapai tujuan.Â