Mohon tunggu...
Pitri Lestari
Pitri Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Sometimes, your best is not good enough

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Berdamai dengan Kesendirian

9 Mei 2023   12:42 Diperbarui: 9 Mei 2023   13:05 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid yang beberapa tahun ke belakang menghantui berbagai negara di dunia telah membawa banyak pelajaran dalam kehidupan.

Saat itu terjadi peran kita sebagai makhluk sosial mau tidak mau harus dibatasi. Kita tidak bisa bertemu dengan orang sepuasnya, tidak bisa melakukan aktivitas seperti hari-hari biasanya, dan harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Kala itu, ada banyak rencana yang tertunda, tujuan yang terbengkalai, dan mimpi yang harus disusun ulang. Jika mengikuti emosi negatif yang ada pasti hanya rasa kecewa, ingin menyerah, dll.

Namun karena kita terus melangkah maju akhirnya lambat-laun bisa berdamai dengan pandemi itu.

Apa yang paling identik dengan pandemi?

Sebagian orang akan setuju jika jawabannya yaitu "sendirian"

Walaupun kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan orang-orang yang kita cintai tapi tidak bisa menutupi rasa kesendirian itu.

Kira-kira apa yang bisa dilakukan ketika sedang sendirian?

Melamun? Tidur?

Ada lagi?

Saat sendirian kita akan merasa hampa, tidak berdaya, dan mudah bosan, bukan?

Namun di sisi lain kita pun harus mulai berdamai dengan kesendirian agar hidup kita tidak banyak bergantung pada orang lain.

"Perjalanan sunyi ke arah batin ini tidak perlu menyeret kita ke dalam dunia serba muram dan pilu, tetapi justru dapat mendorong kita ke alam yang bening dan kejernihan batin. Dengan demikian, Sang Diri tidak lagi menjadi sumber rasa sakit dan kesedihan yang darinya kita ingin menghindar, melainkan menjadi tempat berlindung yang membuat kita merasa nyaman dan bebas, tempat yang tak henti-hentinya ingin kita kunjungi kembali secara berulang." Begitulah beberapa penggal kalimat yang ada dalam buku berjudul "Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian" karya Desi Anwar.

Buku ini memberikan penjelasan yang bisa kita renungkan saat sendirian, sehingga di saat kesendirian itu datang tak perlu lagi khawatir namun justru dapat mengisinya dengan hal-hal positif.

Sebelum membaca buku ini saya pun biasa menghabiskan kesendirian dengan hanya tidur atau melamun. Dua hal itu tidaklah negatif asalkan porsinya tepat.

Namun setelah membaca buku karya Desi Anwar ini saya menjadi belajar banyak hal khususnya tentang apa saja yang bisa dilakukan saat sendirian.

Buku ini hadir dalam dua versi, ada Bahasa Inggris dengan judul "The Art of Solitude : What I Think About When I'M on My Own" ada juga dalam Bahasa Indonesia dengan judul "Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian : The Art of Solitude."

Penjelasan dalam setiap babnya tergolong ringan sehingga mudah dipahami dan direnungkan. Kita akan disuguhkan dengan cukup banyak bab yang judul-judulnya terinci sebagai berikut:

Orang di Cermin
Nikmatnya Melamun 
Seniman Batin
Mempelajari Keterampilan Baru
Jeda dan Mengatur Ulang (Menciptakan Kebiasaan Baru)

Dan masih ada 35 judul yang lainnya.

Jika dilihat dari judul-judul yang sudah dispoiler di atas terlihat sangat familiar dan mudah dimengerti bukan?

Saya akan mengulas bab pertama dengan judul "Orang di Cermin"

Dalam bab ini kita diajak untuk lebih mengenal dengan diri kita sendiri. Saat menatap cermin, yang dilihat pasti diri kita, dan hanya kita.

"Alih-alih kita memandang cermin dan melihat sosok itu menatap kita, tersenyumlah padanya, tatap matanya, dan ucapkan terima kasih karena telah menjadi sosok apa adanya, karena dia selalu menemai kita, bahkan juga ketika tidak kita inginkan."

Tanpa disadari kita biasanya hanya fokus pada orang lain khususnya saat berinteraksi dengan mereka. Bahkan tak jarang kita cosplay jadi orang lain hanya demi diterima dalam circle mereka.

Jika hal tersebut terus berlanjut kita akan kehilangan jati diri kita, tak mengenal lagi siapa kita. Jika sudah terlanjur tidak mengenal diri sendiri kita hanya perlu meluangkan waktu, untuk merasakan kesendirian, sehinga kita bisa merenungkan siapa kita, mau bagaimana kita, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun