Tarian yang berasal dari Suku Batak di Samosir ini mulanya digelar dalam suasana kesedihan Raja Batak Samosir karena anak laki-laki satu-satunya meninggal dunia. Untuk mengobati kesedihan itu, digelar tarian ini dengan properti boneka anak laki-laki. Saat ditarikan, boneka ini akan dimasuki roh halus sehingga bisa bergerak sendiri. Konon katanya selain bisa bergerak boneka ini juga bisa menangis.Â
Selain dengan mengenal dan mempelajari budaya-budaya yang ada, terdapat upaya lain yang bisa dilakukan untuk melestarikan budaya bangsa, di antaranya:
1. Mempromosikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan tari tradisional. Ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, pertunjukan tari, seminar, dan workshop.
2. Menjaga keaslian dan integritas tari tradisional dengan mempelajari dan mempertahankan gerakan, kostum, musik, dan cerita di balik tari tersebut.
3. Mengembangkan program pendidikan untuk mengajarkan tari tradisional kepada generasi muda. Ini dapat dilakukan di sekolah atau melalui kelompok-kelompok tari lokal.
4. Memperkuat dukungan dari pemerintah dan lembaga budaya untuk melestarikan tari tradisional. Ini dapat dilakukan melalui dana hibah, program pelatihan, dan pameran seni budaya.
5. Mengadakan pertunjukan tari tradisional secara teratur untuk memperkenalkan dan mempromosikan tari tradisional kepada masyarakat luas.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahwa tari tradisional tetap hidup dan berkembang di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI