Mentari menertawakan ku yang tak henti coba berkamuflase
Begitu pun rembulan tak henti menepuk jidat saat ku bilang ingin terbang
Pikiran ku mulai riuh melempar tanya
Untuk apa? Untuk apa? Untuk apa?Â
Aku cenderung berseri tanpa empati
Namun tak lama kemudian bersusah hati
Tidak ada alasan sakti
Hanya terjadi secara pasti
Ku coba ambil kendali
Tapi tak kunjung terkendali
Ku gagal pelajari
Hanya mampu ingkari
Aku hampir gila
Tanpa pertanda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI