Saat pertama bertemu, tua tak pernah menyimpan ku di tumpukkan terakhir
Secara runtin menjaga ku dari serangan kuman hingga debu pun malu untuk singgah
Belakangan ini aku mendengar tuan telah mendatangkan tamu
Tak cukup hanya sekali, ku dengar lagi, lagi, dan lagi
Lambat laun aku terus tergeser ke zona degradasi
Lalu tiba-tiba tuan membawa ku kembali
Hati ini terbang saking bahagianya
Ku dapati diri ku dibersihkan hingga dihangatkan di bawah terik mentari
Asumsi ku, tuan akan menggunakan ku sebagai tangan kanan dalam setiap pestanya
Namun sampai tubuh ku kering kerontang Tertimpa badai secara berulang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!