Mohon tunggu...
Pitri Noviyanti
Pitri Noviyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi Jurnalistik yang hobi membuat dan menyampaikan berita seperti layaknya seorang jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekosistem Bisnis Lokal JIS: Keseimbangan Harga dan Antusiasme Pembeli dalam Mendukung Pertumbuhan UMKM Lokal

7 Januari 2024   13:27 Diperbarui: 7 Januari 2024   17:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JIS merupakan stadion  besar yang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Stadion JIS digunakan untuk menyelenggarakan pertandingan bola hingga konser musik. Lokasi JIS sangat strategis, karena berada di tengah-tengah permukiman warga. Dengan lokasi JIS yang dekat permukiman warga tersebut, maka menjadikan adanya perubahan ekonomi pada UMKM lokal di sekitarnya. Perubahan ekonomi ditandai dengan adanya kenaikkan harga jual produk dari pedagang saat ada acara besar di JIS. Namun, terjadinya perubahan ekonomi tersebut tidak hanya dilihat dari kenaikkan harga jual produk dari pedagang saja, tetapi dilihat juga dari kesediaan konsumen (pembeli) dalam mendukung UMKM sekitar.

Rata-rata para pedagang UMKM akan menaikkan harga jualnya saat sedang berada di tempat ramai, dikarenakan mereka mengalami lonjakan permintaan produk yang sejalan dengan jumlah pengunjung yang meningkat selama ada acara besar seperti di JIS sekarang ini. Selain itu, faktor lain yang memengaruhi kenaikkan harga jual produk UMKM adalah adanya harga sewa tempat untuk berjualan di tempat ramai seperti itu. Maka, para pedagang akan menaikkan harga jual produk supaya mereka tidak mengalami kerugian.

Walau adanya kenaikkan harga jual produk, para pedagang UMKM lokal tetap akan menyesuaikan harga dengan kualitas produk yang diberikan kepada pembelinya agar produk tersebut tetap laku dan diminati para pembeli. Salah satu pedagang UMKM di sekitar JIS saat diwawancarai mengatakan bahwa ia tidak menaikkan harga jual produknya, dan tetap konsisten dengan harga seperi biasanya yang ia jual.

“Ngga kalo saya mah, ga perlu naikin harga kalo lagi ada acara kaya gini. Tetep konsekuen kaya biasanya aja,” kata Tono, pedagang cilok kuah, saat diwawancara di JIS, Jumat (22/12/23).

Menurut Tono, ia tidak perlu menaikkan harga jualannya saat JIS sedang ada acara seperti pertandingan bola maupun konser musik. Ia mengatakan bahwa harga produk yang ia jual sama saja seperti biasanya. Dengan alasan, ia menilai bahwa jualannya hanya sebatas jajanan kecil saja bukan makanan berat yang membutuhkan modal yang lebih besar. Dengan itu, ia tidak perlu menaikkan harga saat berjualan di acara-acara besar karena ditakutkan jualannya itu tidak laku karena harga jual yang terlalu mahal bagi pembeli.

“Tapi kalo harga bahan baku naik, saya naikin sedikit aja yang penting masih dibatas harga wajar lah biar masih ada pembelinya,” ujarnya lagi.

Ia menambahkan, bila terjadi kenaikkan harga bahan baku untuk jualannya itu maka ia juga terpaksa akan menaikkan harga jual produknya tersebut. Dengan alasan masih di batas harga yang wajar, sehingga tidak memberatkan pembeli dan produknya juga akan tetap laku dan tetap diminati oleh pembeli.

Perspektif pembeli terhadap adanya kenaikkan harga jual

Dengan adanya kenaikkan harga jual produk saat diselenggarakannya acara-acara besar seperti konser musik di JIS, terdapat beberapa pembeli yang merasakan hal itu wajar dikarenakan dengan adanya acara tersebut dapat membantu para pedagang kecil untuk mendapatkan keuntungan lebih. “Menurutku itu wajar sih, karena dia memanfaatkan momentum ya karena kebetulan pasti jualannya jadi meningkat otomatis dia di situ bisa cari untung lebih. Biasanya sehari-hari mungkin ga ke jual barang dagangannya gitu,” kata Auro, karyawan swasta, saat diwawancara di JIS, pada Jumat (22/12/23).

Dari pernyataan yang diberikan oleh Auro,  ia menilai bahwa dengan adanya kenaikkan harga jual dari pedagang di saat ada acara-acara besar di JIS merupakan hal yang wajar bila dilakukan oleh para pedagang. Karena, dengan adanya acara tersebut dapat membantu para pedagang UMKM sekitar.  Auro juga menambahkan bahwa menurut dia, para pedagang sedang memanfaatkan momentum untuk menghabiskan produk jualnya. Dengan alasan, karena tidak semua pedagang UMKM yang sehari-harinya mendapatkan keuntungan dan ada saja yang produknya itu suka  tidak terjual habis.

“Sewajarnya sih ngga ya, tapi kita kaya udah ngewajarin diri sendiri gitu loh kaya misalnya ini pasti harganya bakal naik karena lagi rame banget. Jadi kita sebagai konsumen wajar aja dengan harganya, mau naik pun ga masalah karena ini kan lagi ada acara,” kata Aya, karyawan swasta, saat diwawancara di JIS, pada Jumat (22/12/23).

Aya juga menambahkan bahwa ia merasa tidak masalah dengan adanya kenaikkan harga di saat adanya acara-acara besar seperti di JIS ini, ia mengungkapkan bahwa dengan adanya acara besar seperti itu justru menjadi peluang baru bagi para pedagang UMKM untuk menjual produknya dan meningkatkan omset penjualannya. Aya dan Auro menunjukkan sikap kesiapan dalam membayar lebih pada suatu produk yang  mereka beli, dengan tujuan untuk mendukung para pedagang UMKM lokal yang berada di sekitaran JIS tersebut.

Terjadinya keseimbangan antara peningkatan penjualan dan penyesuaian harga memunculkan dinamika yang kompleks dalam terjadinya ekosistem bisnis lokal. Dengan memahami peran pengalaman dari konsumen, maka dapat dipastikan bahwa keberlanjutan pertumbuhan ekonomi lokal di sekitar JIS akan terjadi bagi para pedagang UMKM lokal tersebut.  Dengan itu, harapan terletak pada upaya bersama pembeli dan pedagang untuk menciptakan ekosistem bisnis yang seimbang dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun