Mohon tunggu...
Lilis Puspitosari
Lilis Puspitosari Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Menulis apa yang terjadi di sekitar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benarkah Engkau Hilang

29 Mei 2013   01:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:52 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Facebook ini sudah tidak menarik lagi.  Notif pesan darimu yang biasanya menghiasi setiap hari sudah hampir 1 bulan ini kosong.  Bahkan pesan rinduku tidak juga engkau lihat.  Sebegitu mudahkah engkau pergi, tidak terjangkau lagi aku mencari dan merengkuhmu.

Tepat 6 bulan lalu aku masih bisa memelukmu hangat di ranjang dingin kita.  Engkau juga memelukku dan mencoba menghapus airmataku yang keluar tanpa tangis.

"Jangan menangis sayangku, Aku pergi demi untuk keluarga kita, demi anak-anak kita" bisikmu
Aku hanya diam dan mempererat pelukan seakan tidak ingin melepasmu .

6 bulan lalu aku masih bisa menggenggam tanganmu di Bandara sebelum bayanganmu lenyap di antara pintu keberangkatan.  Aku tersadar bahwa semua ini bukan mimpi, aku tersadar bahwa engkau benar-benar pergi dari sisiku yang selama 13 tahun selalu bersama dalam suka dan duka.

Aku sangat mengenalmu sehingga aku tidak pernah kuatir engkau akan melirik wanita lain atau akan meninggalkanku.

Facebook adalah sarana yang sangat efisien untuk kita berkomunikasi.  Sepertinya engkau masih disampingku.  Aku bisa mengeluh, menangis, dan tertawa bersamamu.  Setiap hari selalu ada kata-kata manis yang engkau ucapkan, oh indahnya dunia......

Sampai prahara itu datang, engkau berkeluh kesah dan ingin pulang.  Engkau bilang sangat merindukanku.

Sehari, dua hari, tiga hari.....aku semakin gelisah menunggu pesanmu.  Kemana engkau kekasihku, belahan jiwaku? Dimana pesan rindumu.......aku mencari dengan segala cara, menanyakan kepada burung-burung yang melintas, kepada bulan yang juga tercenung dalam sepi.   Oh.....aku kehilangan akal, aku kehilangan nafasku......

Seminggu, dua minggu, 3 minggu........ satu bulan

Tak jua ada kabar darimu......kemana engkau pergi kekasihku, apakah awan-awan hitam itu telah menelanmu?

Lalu aku mulai bertanya

Tidakkah engkau merindukanku lagi?

Lupakah engkau pada kenangan 13 tahun ini?

Dimanakah janjimu dulu?

Sebegitu mudahkah semua hilang?
Dan Notif itu masih juga kosong sampai detik ini......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun