Saya pun bertanya kepada teman-teman Pemitra (Pejuang Mielitis Transversa) di Transverse Myelitis Indonesia Community (TMIC) yang sudah bisa berjalan, bagaimana pengalaman mereka?
"Kevin juga mengalami itu. Dia tidak mau tutup mata kalau lagi berdoa sambil berdiri di Gereja, mau jatuh katanya," sahut Ibu Chony yang anak remajanya mengidap Mielitis Transversa.Â
Ada juga beberapa teman yang mengalaminya, namun tidak semua Pemitra merasakan adanya Tanda Romberg.
Ketika sedang dirawat di RS Dr. Soetomo-Surabaya tahun 2011, saya sering merasakan hendak jatuh dari ranjang kalau sedang berbaring memiringkan badan dan menutup mata.Â
Padahal tak ada apa-apa saat mata terbuka dan memang posisi tubuh pun terlihat mustahil untuk jatuh. Sedangkan kalau lagi di rumah saya tidak mengalami gejala yang perlahan sirna seiring waktu tersebut.
"Itu bukan Tanda Romberg karena pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada saat berdiri. Pasien dengan kelemahan anggota gerak tidak bisa diperiksa tanda ini," jelas dr. Leon Abirawa, salah seorang dokter mitra TMIC. Mungkin hanya sugesti karena ketinggian ranjang rumah sakit lebih tinggi dari tempat tidur di rumah, atau karena faktor lain.
Apakah Tanda Romberg berbahaya bagi survivor Mielitis Transversa?
"Tidak ada masalah serius yang perlu dirisaukan jika tanda ini muncul sendiri tanpa gejala lain, karena itu berarti ada bagian sumsum tulang belakang yang belum sembuh.Â
Tanda itu akan hilang sejalan dengan terus berlatih dan penyembuhan saraf secara total jika masih memungkinkan," kata dr. Leon.
Kendati demikian, mereka dengan Tanda Romberg positif perlu berhati-hati terhadap kondisi di mana biasanya tanpa sadar kita "menutup mata." Misalnya ketika sedang mencuci muka di air keran atau masuk ke ruangan yang gelap. Orang dengan Tanda Romberg bisa kehilangan keseimbangan dan terjatuh seketika.