4. Data-data yang ada di situs ini terus di-update sehingga informasi yang didapat cukup menggambarkan keadaan sebenarnya. Biaya yang ditampilkan adalah biaya yang dipungut kampus tersebut periode sebelumnya. Misalnya saat ini biaya pendaftaran yang terbaca adalah biaya masuk ke universitas tersebut tahun 2013 lalu. Dengan informasi ini calon mahasiswa maupun orang tua bisa mengkalkulasi kemampuan finansialnya bila ingin masuk ke jurusan tertentu.
5. Situs ini juga menyediakan banyak informasi seputar dunia PT, tips-tips memilih jurusan hingga informasi beragam beasiswa yang tersedia dari berbagai sumber. Ada juga kolom kreativitas bagi siswa yang ingin menyalurkan hoby atau mempublikasikan karyanya berupa gambar ataupun artikel.
Ringkasnya situs ini cukup bisa menemani seorang calon mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat, mudah dan murah tentang dunia PT yang akan segera dimasukinya. Informsi yang tersedia dapat diakses dengan gratis, pengunjung hanya diminta membuat akun menggunakan email ketika pertama kali mengakses.
Situs sarjana.co.id hanya menyediakan informasi tentang PT swasta, mungkin pertimbangannya adalah umumnya PT negeri sudah cukup dikenal dan biayanya lebih murah sehingga calon mahasiswa pasti menjadikannya pilihan utama. Informasi dari PT negeripun cukup banyak tersedia dibanding universitas-universitas swasta. Atau mungkin pemerintah dianggap lebih bertanggung jawab dalam publikasi universitas-universitas negeri.
Jangan lagi berorientasi ke Pulau Jawa.
Kehadiran situs seperti sarjana.co.id menurut saya sangat efektif untuk membantu pemerataan pendidikan tinggi di Indonesia serta mengikis orientasi "jawa-sentris" dalam pendidikan. Calon mahasiswa bisa melirik PT lain di luar Pulau Jawa yang juga menyediakan ilmu sejenis. Selama ini kebanyakan orang daerah berpikir bahwa PT di Pulau jawa pasti mutunya bagus padahal kenyataan tidak demikian, banyak juga PT di sana yang kualitasnya patut dipertanyakan.
Ketika menjelajahi situs ini, teringat sebuah artikel di harian VictoryNews Kupang tanggal 4 Mei 2013 berjudul "Berhitung Ulang Kuliah, tak Harus ke Yogyakarta," sebuah opini menanggapi penembakan 4 orang NTT di Rutan Grobogan yang dikaitkan dengan mahasiswa. Opini itu mengajak masyarakat untuk kembali mempertimbangkan pendapat yang masih menganggap PT berkualitas hanya ada di Pulau Jawa. Masyarakat masih menilai pendidikan yang baik adalah di kota Yogyakarta tanpa serius mempertimbangkan faktor lain yang bisa timbul seperti pergaulan bebas, biaya, "stigma" dan lain-lain. Malah ada pemikiran bahwa apapun PT-nya asal di P. Jawa. Padahal tidak semua PT di Jawa kualitasya berada di atas PT yang ada di daerah, PT di daerahpun bisa menghasilkan sesuatu yang dianggap hanya bisa dilakukan PT di Jawa.
Beberapa bukti disodorkan misalnya ada mahasiswa S1 dari sebuah PT kecil di Ruteng Manggarai bisa mendaptkan beasiswa S2-S3 di universitas bergengsi di Australia, seorang peneliti alumni Undana Kupang yang memegang beberapa paten tentang jaggung.
Ada juga beberapa orang yang saya kenal adalah alumni universitas swasta di Kupang tapi bisa menembus studi lanjut di Universitas Leiden, Cambridge, Harvard dan lainnya dengan beasiswa pula. Ini membuktikan bahwa kualitas universitas di "kampung" pun tak kalah dengan universitas-universitas ternama, keterbatasan informasilah yang membuat orang hanya berpikir bahwa pendidikan bermutu hanya ada di Jawa.
Contoh pentingnya informasi bagi calon mahasiswa di daerah telah dibuktikan oleh sebuah komunitas diskusi dunia maya (milis dan grup Facebook) bernama Forum Academia NTT (FAN). Melalui pertukaran informasi sukarela dari putera-puteri NTT yang tersebar di 5 benua, setiap tahun lebih dari 50 orang anak NTT berhasil mendapatkan bea siswa studi lanjut (S2-S3) ke berbagai negara seperti Australia, Belanda, USA, Inggris, Jepang dan lain-lain.
Saya sangat mengapresiasi situs sarjana.co.id yang cukup menjawab kebutuhan akan informasi tentang jurusan yang ada di seluruh pelosok tanah air. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan secara gratis oleh sarjana.co.id bila dimanfaatkan dengan baik oleh calon mahasiswa dari daerah, saya yakin orientasi pendidikan yang dulunya mengagungkan P. Jawa akan berubah dan merata ke seluruh penjuru tanah air. Calon mahasiswa akan merasa punya pilihan lain yang lebih sesuai dengan minat pribadi dan kemampuan orang tua.