Keadilan sosial: salah satu masalah mendasar dalam Alkitab. Nabi seperti Yesaya dan Amos mengangkat suara atas nama orang miskin dan terpinggirkan, yang termasuk kelompok sosial yang 'lebih lemah'.Â
Tuhan sendiri mengatur tatanan persaudaraan sosial dan persaudaraan dalam Taurat-Nya, dan dalam kebijaksanaan ilahi yang sama, Yesus mengembangkan etika kasih Kristiani.Â
Kita dapat melihat berbagai aspek kerangka keadilan sosial yang ditetapkan Alkitab dan melihat bagaimana instruksi PL dikembangkan dalam ajaran Yesus.
Baca juga: Refleksi Alkitab | Firman Allah Tak Bisa Dipenjara
Menuju masyarakat yang adil: kebebasan, pelepasan kekuasaan, kesatuan
Di dalam Alkitab, penindasan tirani terhadap Israel di Mesir adalah pola dasar ketidakadilan sosial bermotif politik. Tuhan melihatnya dengan sangat peka (Kel 2: 23-25; 3: 7) dan Dia memimpin Israel di paruh pertama kitab Keluaran 'kepada diri-Nya sendiri' (Kel 19: 4), ke Gunung Sinai.Â
Di sana Ia mendirikan dasar-dasar Israel sebagai bangsa yang hidup menurut tatanan keadilan sosial; Sepuluh Perintah membentuk semacam konstitusi Israel.Â
Mereka diperkenalkan dengan kata-kata, 'Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah perbudakan' (Kel 20: 2).Â
Kebebasan melalui perjumpaan dengan Tuhan adalah prasyarat bagi masyarakat yang menghormati kehidupan dan martabat sesama manusia, yang dasarnya diungkapkan dalam Sepuluh Perintah (Kel 20: 2-17).Â
Lembaga Sabat, misalnya, adalah instrumen meratakan perbedaan sosial, memungkinkan hamba dan orang asing beristirahat bersama dengan majikan dan warga negara (Kel 20: 8-11).
Menurut visi yang ditetapkan Alkitab, penggunaan kekuasaan totaliter selalu mengarah pada ketidakadilan sosial. Hanya dengan memperluas cakrawala, masyarakat membangun fondasi yang adil secara sosial.Â